Liputan6.com, Jakarta - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) diam-diam menghentikan produksi salah satu pikap andalannya, Mitsubishi Colt T120SS. Padahal, model ini sudah 22 tahun diproduksi di Indonesia.
Dijelaskan Head of MMC Sales and Marketing Group PT MMKSI, Imam Choeru Cahya Mitsubishi Colt T120SS memang produk yang diproduksi bekerja sama dengan Suzuki Indonesia.
"Sebagaimana diketahui, Colt T120SS kan join production dengan Suzuki Carry. Jadi memang, beberapa komponen antara Suzuki Carry dan T120SS ada beberapa yang sama. Jadi, sangat ketergantungan pada dua merek ini untuk menentukan ke depannya," jelas Imam saat ditemui di Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Baca Juga
Lanjut Imam, memang bulan ini menjadi produksi terakhir dari Mitsubishi Colt T1120SS ini. "Coba tanya ke (divisi) bisnis produksi ya," elak Imam ketika ditanya apakah suntik mati Colt T120SS ini karena masalah Euro 4.
Seperti diketahui, Mitsubishi Colt T120SS memang memiliki basis yang sama dengan Suzuki Carry, termasuk penggunaan komponen mesin berkode 4G15 berkapasitas 1.468 liter tersebut.
Sebelumnya, pihak PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memang pernah mengatakan model pikapnya tersebut masih terkendala dengan mesin Euro 2.
Bahkan, dijelaskan Shodiq Wicaksono, Deputy Director Procurement, PPC, QA & DD Division PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), Suzuki bukannya tidak siap, karena untuk seluruh mobil penumpang yang diproduksi lokal, seperti Ertiga, APV, dan Karimun Wagon R sudah memenuhi standar Euro 4.
"Namun, kita memiliki kendala di mesin Futura yang masih Euro 2. Kita mengajukan perpanjangan untuk bisa memakai mesin yang masih ada hingga Maret 2019. Bukan hanya Suzuki, ada juga Mitsubishi, Nissan, dan Daihatsu," jelas Shodiq, di Cikarang, Jawa Barat, belum lama ini.
Selanjutnya
Sementara itu, menurut Seiji Itayama, Presiden Director PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), pihaknya tetap mengikuti arahan pemerintah. Untuk mobil penumpang mulai Oktober sudah mulai Euro 4. Tapi, untuk kendaraan komersialnya ditunda untuk enam bulan ke depan.
"Bukan belum ready, kita ready. Jangan lupa, kita juga ekspor ke mancanegara, termasuk Jepang dan lain-lain. Artinya, kita punya produksi bisa Euro 4 bahkan Euro 5. Ada isu seperti itu (belum siap), ya apa itu, tidak mungkin-lah," tegas Itayama di tempat yang sama.
Melanjutkan hal tersebut, Shodiq mengatakan, kendala mesin Suzuki Carry Futura yang belum Euro4 karena mobil ini sudah berusia tua, yaitu 25 tahun. Sedangkan untuk meng-upgrade mesin, butuh investasi yang besar dan begitu juga untuk mengubah mesin berkode S15 yang dipakai Futura berstandar Euro 4.
"Kalau engine kan tidak semata-mata hanya pasang ya, dan kalau kita ingin memindahkan engine butuh testing yang panjang. Bisa jadi kita testing selesai, Euro 4 sudah mulai. Jadi, kita berpikir apa kita testing atau tunggu bulan April, disetop atau gimana," imbuhnya.
"Kita punya beberapa strategi, sehingga kita akhirnya mengajukan permohonan ke kementerian terkait untuk meminta tambahan waktu hingga April sehingga strategi kita bisa berjalan," pungkasnya.
Advertisement