Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang memilih melakukan perjalanan pada malam hari lantaran dinilai jalanan lebih lengang dan yang pasti terhindar dari panas matahari. Meski begitu ada beberapa hal yang mesti diperhatikan kala berkendara malam terlebih jalanan yang dilintasi minim penerangan ataupun rambu dan marka jalan.
Menurut Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, yang mesti diwaspadai adalah pancaran lampu kendaraan yang berasal dari arah berlawanan. Pasalnya mata bisa mengalami buta sesaat lantaran terpapar sinar lampu tersebut.
"Mata manusia itu suka terpancing pada sinar. Begitu ada sinar dari depan otomatis kita akan melihat ke lawan. Kadang-kadang kita malah jadi emosi ketika melihat itu karena membuat silau," terangnya saat media test drive Wuling Almaz baru-baru ini di Sukabumi, Jawa Barat.
Advertisement
Menurut Soni, efek dari buta sejenak ini bisa membuat kita kesulitan dalam melihat marka jalan. "Dan yang bahaya kalau kita lawan (dengan membalas memberikan lampu jauh) karena kita kan enggak tahu kondisi pengemudi dari arah berlawanan.
Kalau dia buta sejenak juga takutnya mobil dia akan ke kita sehingga bisa terjadi tubrukan," tambahnya.
Â
Selanjutnya
Oleh karenanya, lanjut Soni, kita harus bisa membiasakan diri melihat marka ketika melihat sinar. "Jadi saat kita berkendara malam harus tahu patokannya apa, marka jalan atau lebar jalan,"
"Kedua, kita harus bisa menciptakan garis imajiner. Jadi mobil harus diposisikan dulu di tempat yang aman. Kenapa, karena takutnya posisi mobil terlalu ke kiri atau ke kanan sehingga berbahaya," ujarnya.
Lebih lanjut Soni menyampaikan, ada tidaknya marka jalan Anda harus bisa memperkirakan berapa lebar jalan dan lebar mobil. Apakah untuk dua mobil bisa atau tidak.
"Kalau ragu segera kurangi kecepatan. Sehingga kalaupun terjadi benturan imbasnya tidak terlalu parah," tutup Soni.
Advertisement