Sukses

Pencerahan Sebelum Memilih SUV, Condong Harga atau Karakter

SUV baru kelas menengah kembali bermunculan. Yang sudah mapan seperti Honda HR-V ataupun MItsubishi Outlander. Belakangan SUV Cina ikut bermain. Setelah DFSK Glory 580, kini muncul Wuling Almaz.

Liputan6.com, Jakarta SUV baru kelas menengah kembali bermunculan. Yang sudah mapan seperti Honda HR-V ataupun MItsubishi Outlander. Belakangan SUV Cina ikut bermain. Setelah DFSK Glory 580, kini muncul Wuling Almaz.

Tambah banyak SUV yang hadir dengan keunggulan masing-masing membuat kita tentunya lebih sulit menentukan pilihan. Nah, untuk yang ingin membeli SUV dalam waktu dekat, cara berikut bisa memudahkan Anda memilih SUV sebagai kendaraan harian.

1. Pengendaraan & Pengendalian

Waktunya menghapus anggapan SUV itu pasti limbung. Apalagi SUV perkotaan. SUV memang didesain untuk punya ground clearance tinggi, demi menghadapi medan yang berat. Dan hukum alam saat berbelok, mobil tinggi lebih terasa limbung. Itu dulu.

Efek limbung ini salah satunya diakali dengan penggunaan platform monokok, di mana bodi dan sasis menjadi satu. SUV di kelas medium pasti menganut model konstruksi ini. Berbeda dengan yang lebih besar seperti Toyota Fortuner, yang masih mengandalkan ladder frame, dengan bodi ditempelkan di atasnya.

Selain itu, konstruksi suspensi juga sangat berpengaruh. Kalau dulu SUV selalu dipasang per daun keras untuk ketangguhan, kini teknologi sudah memungkinkan produsen menggunakan suspensi independen yang tidak kalah tangguh, plus bisa memberikan kenyamanan. Pengalaman kami dengan Honda CR-V, Nissan X-Trail dan Wuling Almaz baru-baru ini, semakin menguatkan karakter pengendalian sebuah SUV dengan platform monokok, memang patut dipuji. Meski bagaimanapun gejala limbung khas mobil tinggi tidak bisa hilang 100 persen.

Pengendaliannya juga sudah semakin presisi berkat rancang bangun sistem kemudi yang juga semakin kompleks. Bobot kemudi SUV perkotaan modern sudah lebih presisi dan tidak lagi bikin berkeringat untuk menggerakkannya.

 

 

2 dari 3 halaman

2. Mesin

SUV itu boros. Tidak bisa dipungkiri, pemikiran itu masih saja melekat di benak konsumen. Tapi sekali lagi, teknologi memungkinkan segalanya. Belakangan ini marak juga SUV dengan mesin 1,5 liter tapi diimbuhi turbocharger. Hasilnya, performa setara mesin berkapasitas 1,8 liter atau 2,0 liter.

Dengan kapasitas kecil, bahan bakar bisa dihemat, sedangkan turbocharger mendongkrak performa. Kombinasi yang sepertinya mustahil beberapa tahun yang lalu. Sebagai contoh, mesin Honda CR-V dengan konfigurasi demikian mampu menghasilkan 190 PS, torsinya 240 Nm. Contoh lainnya, DFSK Glory 580 mencapai 150 PS, torsi 220 Nm dan Wuling Almaz punya tenaga 142 PS dengan torsi tertinggi di antara yang lain, 250 Nm.

Atau kalau mau lebih canggih, Nissan X-Trail punya varian hybrid dengan kapasitas mesin 2,0 liter. Tenaganya 179 PS dengan torsi 200 Nm. Tapi teknologi ini datang dengan harga yang lumayan tinggi dan sistem kerja yang rumit.

 

 

3 dari 3 halaman

3. Fitur

Ada rupa ada harga. Merek Cina seperti DFSK dan Wuling harus diakui punya kartu As di bagian ini. Berkat kelengkapan dan kualitas yang menyamai merek yang sudah mapan. DFSK Glory 580, dengan mesin 1,5 turbo varian tertinggi dihargai Rp 308 juta (OTR DKI). Adapun Wuling Almaz dibanderol Rp 318 jutaan. Sedangkan Honda CR-V harganya mulai dari Rp 430 jutaan.

Yang lebih mengejutkan, rombongan SUV Tirai Bambu itu ternyata punya beragam fitur yang cukup layak dibilang canggih. Cruise control, panoramic sunroof, electronic parking brake adalah segelintir contoh. Wuling Almaz bahkan mengintegrasikan semua kendali AC ke dalam satu layar monitor berukuran 10,4 inci. Layar ini juga berisi beragam kemampuan infotainment. Pertama kalinya ada mobil produksi massal yang punya fitur ini. Hasilnya, dashboard yang terlihat rapi dan futuristis, mirip Tesla.

Nah, kalau Anda fanatik merek Jepang, Honda CR-V atau Nissan X-Trail pasti bisa dipilih. Kalau lebih ‘open minded’, merek Cina tadi sangat layak untuk dipertimbangkan.

Sumber: Oto.com