Sukses

Motuba Bisa Servis di Bengkel Resmi, tapi...

Salah satu kendala yang kerap dialami oleh pemilik motuba atau mobil tua bangka adalah memilih bengkel yang tepat untuk memercayakan mobil kesayangannya.

Liputan6.com, Surabaya - Salah satu kendala yang kerap dialami oleh pemilik motuba atau mobil tua bangka adalah memilih bengkel yang tepat untuk memercayakan mobil kesayangannya.

Namun, hal tersebut tak menjadi masalah bagi Andre, pemilik tangan pertama Kijang Super Short lansiran 1987. Andre mengaku masih mempercayakan mobil kesayangannya tersebut di bengkel resmi Auto2000 yang berlokasi di Surabaya.

Andre pun mengakui, jika dibawa ke bengkel resmi pun tetap ada kendala sendiri. "Kalau saya sendiri masih memperbaiki mobil di bengkel resmi, tetapi untuk suku cadang biasanya sudah tidak ada. Biasanya saya bawa spare part sendiri dan minta dipasangkan, " ungkap Andre saat acara Auto2000 Jawa Timur region exploration di Surabaya.

Andreas Totok, Kepala Bengkel Auto2000 HR Muhammad tak menampik hal tersebut. " ATPM punya kewajiban untuk menyediakan suku cadang selama 8 tahun, dan selama itu kita sediakan sesuai kebijakan Toyota Astra Motor. Setelah masanya lewat, kita serahkan ke pasar bebas," ungkap Totok.

Jika ada konsumen mencari suku cadang motuba bukan berarti Auto2000 lepas tangan, Totok mengaku pihaknya akan mencari spare part tersebut ke TAM. Konsumen membawa spare part untuk mobil tuanya pun tak masalah. " Konsumen kami kan memang hobi, jika berburu spare part dan berhasil mendapatkan, kami siap dengan pengetahuan kami untuk masalah pemasangan, " pungkas Totok.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Banyak Pengguna Motuba Daihatsu, Bagaimana Dukungan Suku Cadangnya?

Acara "Bandung Lautan Daihatsu" (Balad) 2018 yang berlangsung di Stadion si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (10/11) berhasil menyedot 55 komunitas mobil. Termasuk puluhan komunitas mobil Daihatsu motuba (mobil tua bangka), seperti Hi-Jet, Charade, Zebra, Taruna, Taft, Charade, Classy, Feroza, dan sebagainya.

Pantau Merdeka.com, mobil-mobil itu masih dalam kondisi cukup bagus ala anak komunitas dan tampak masih sering dipakai jalan.

 

 
 

 

Amelia Tjandra, Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang menyelenggarakan acara "Bandung Lautan Daihatsu (Balad) 2018, mengaku tidak menyangka bisa melihat kembali mobil-mobil Daihatsu yang sudah tua dan tidak diproduksi lagi. Seperti Fellow Max yang diproduksi 1970-an dan Daihatsu Midget, yang kondisinya masih bisa dipakai jalan. 

"Ini temuan yang luar biasa. Kami juga tidak tahu mereka dapat komponennya dari mana," ujar Amelia sambil tertawa saat dijumpai di arena Balad 2018 di Kabupaten Bandung.

Menurut Amelia, Daihatsu mempunyai dua kebijakan terkait komponen mobil yang sudah tua dan tidak diproduksi lagi di Indonesia. Pertama, terkait komponen slow moving atau non-reguler maintenance, pihaknya menyediakan komponennya selama 8 tahun. Namun, sejak Daihatsu Indonesia banyak mengekspor produknya, jangka waktunya ditambah menjadi 15 tahun sejak mobil tersebut diproduksi.

Kedua, terkait komponen reguler untuk perawatan rutin, ini berjalan sesuai bisnis saja. Artinya, ada komponen original yang disiapkan oleh Daihatsu, tapi ada pula komponen non-original di pasaran. Komponen ini biasa dikenal dengan komponen KW yang biasanya diproduksi di Cina.

Pada pandangannya, hal tersebut memang menimbulkan pro dan kontra. Namun, prinsipnya, sepanjang bagus buat konsumen dalam arti membantu kebutuhan komponen bagi pemilik mobil Daihatsu, tidak apa-apa.

"Ini kami maklumi saja sebagai bisnis, karena merek Daihatsu bersama Toyota adalah yang terbesar di pasar otomotif Indonesia," ujar Amelia.

Sumber: Merdeka.com

Â