Liputan6.com, Jakarta - Bunyi berdecit saat melakukan pengereman bisa menjadi salah satu tanda kampas rem minta diganti.
"Kalau gejala itu sering terjadi maka sudah tidak bisa didiamkan, karena akan berbahaya. Kinerja rem sudah pasti tidak akan maksimal lagi," ujar Kepala Bengkel Auto2000 Bekasi Barat, yang dikutip dari laman Auto2000.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai komponen yang vital untuk mobil, maka jangan abaikan kondisi kampas rem mobil. Upayakan permukaan kampas rem tetap tebal.
Jika sudah tipis maka performa rem menjadi tidak maksimal. Selain tanda itu, kampas rem mobil juga punya usia pakai.
Selanjutnya
Pemilik mobil perlu tahu hal ini, untuk patokan kapan harus mengganti komponen tersebut. Jadi tak perlu menunggu kampas rem mengeluarkan bunyi terlebih dahulu.
"Usia kampas rem tergantung dari pemakaian mobilnya sendiri, jika sering digunakan otomatis akan lebih cepat habis permukaan kampas remnya," tambah Sapta.
Sapta melanjutkan, sementara usia ideal kampas rem mobil sendiri sekitar 30.000 sampai 40.000 kilometer. Jika sudah mencapai jarak tempuh tersebut, maka kampas rem harus sudah diganti demi mengoptimalkan kinerja pengereman pada mobil tersebut.
Sumber: Otosia.com
Advertisement
Rem Cakram Banyak Kelebihannya, Ini Perbedaan dengan Rem Tromol
Seiring berjalannya waktu, hampir semua pabrikan motor kini meninggalkan penggunaan rem tromol. Sebagai gantinya, ada rem cakram yang memang dianggap lebih aman dan bekerja maksimal saat pengereman. Lalu apa saja kelebihan dan kekurangan dari kedua jenis rem tersebut?
Technical Service Analyst Astra Motor, Rangga Noviar menuturkan bahwa daya pengereman rem cakram jauh lebih baik dibandingkan rem tromol.
BACA JUGA
Menurutnya, pergerakan rem tromol yang bekerja secara mekanis tersebut membuat proses pengereman belum bekerja secara maksimal.
“Proses pengereman yang baik, harus dikombinasikan antara rem depan dan rem belakang, bagi pengendara yang saat ini masih terbiasa menggunakan rem belakang yang masih memakai sistem rem tromol, tentu tidak akan mendapatkan kinerja rem yang maksimal, karena prinsip kerja rem tromol masih menggunakan sistem mekanis di mana kampas rem akan mulai mengurangi putaran roda ketika pedal/tuas rem mulai difungsikan," jelas Rangga.
Di samping itu, Rangga juga membeberkan bahwa pabrikan motor sekarang sudah banyak menggunakan rem cakram. Kelebihan dari rem cakram sendiri dilihat dari fungsinya yang menggunakan tekanan fluida/minyak rem untuk mendorong pads/kampas mengurangi putaran piringan cakram, perawatannya jauh lebih mudah, hingga proses penggantiannya juga lebih mudah.
“Kalau rem tromol, kita harus membuka roda terlebih dahulu kemudian baru kita bisa melihat kondisi kampas remnya seperti apa. Meskipun dari luar kita sudah tahu apakah kampasnya ini tipis atau tidak,” ujarnya.
Kekurangan tromol selain sistem pengeremannya masih mekanis dan tidak bisa melihat kondisi kampas remnya secara langsung, ia juga menjelaskan bahwa kotoran di dalam rem tromol jauh harus dilakukan secara periodik.
“Kotoran akibat gesekan kampas rem dengan tromolnya masih banyak terjebak di dalam tromol dan juga panelnya. Makanya itu butuh perawatan khusus, harus dibersihkan. Kalau rem cakram, kita tidak perlu sampai bongkar roda. Kita hanya membuka kaliper, membersihkan piston dan tinggal ganti padsnya,” jelas Rangga.
“Proses pendinginan rem cakram juga lebih maksimal. Rem cakram sendiri didesain berlubang di piringannya berfungsi untuk mereduksi panas akibat proses pengreman,” lanjutnya.
Berbeda dengan tromol, rem cakram sudah bekerja secara hidrolis dengan menggunakan fluida/minyak.
“Kalau menggunakan minyak, tekanan yang disalurkan dari mulai pengendara melakukan pengereman sampai dengan kampas rem nempel ke piringan itu bekerja sangat mudah dan tidak memerlukan tenaga yang lebih besar,” tutupnya.