Liputan6.com, Jakarta - Terdapat beragam kebiasaan saat berkendara yang dinilai wajar. Namun, terdapat beberapa kebiasaan yang ternyata memberikan dampak buruk terhadap mesin.
Mungkin, tanpa disadari kebiasaan buruk pun bisa dilakukan. Jika terus-terusan dilakukan, bukan tak mungkin akan merusak mobil.Â
Advertisement
Baca Juga
Berikut ada lima kebiasaan buruk yang bisa menyebabkan mesin mobil rusak, seperti dikutip dari Cartoq:
1. Asal Tancap Gas
Meskipun ada anggapan mobil modern tak perlu dipanaskan saat pertama kali mesin dinyalakan setiap harinya, ada baiknya untuk tetap memanaskan. Sebab mesin mungkin belum mendapatkan suhu fungsi optimal.Â
Jika langsung tancap gas setelah menyalakan mesin, itu bisa menyebabkan keausan pada komponen mesin.Â
2. Engine Lugging
Banyak orang yang masih menerapkan engine lugging atau mengemudi dengan kecepatan tinggi pada putaran mesin (rpm) rendah. Ini jelas bisa merusak mesin, apalagi kalau mesin turbo.
Jika Anda tetap melakukan engine lugging, itu artinya memaksa mesin bekerja ekstra. Efeknya, mesin bekerja kurang efisien dan suhu mesin mudah panas. Maka itu turunkan gigi saat putaran mesin turun.
Â
Selanjutnya
3. Kaki di Atas Kopling
Hal ini biasa dilakukan oleh para pengendara pemula. Kaki yang diistirahatkan di atas pedal kopling bisa merugikanmu. Bahkan bisa membuat kopling mudah aus dan kerusakan serius lainnya.Â
Biaya memprbaiki kopling pun tak murah. Beberapa pabrikan mobil premium bahkan memberikan pedal mati terpisah yang digunakan untuk meletakkan kaki saat mengemudi.Â
4. Mematikan Mesin Begitu Berhenti
Mesin yang dimatikan begitu saja saat mobil berhenti bisa rusak, apalagi jika itu mesin turbo. Biarkan mesin idle sebentar, beberapa menit sebelum mematikannya.
Â
Advertisement
Selanjutnya
5. Tak Rutin Menyervis
Mesin perlu perawatan rutin agar performanya terus optimal. Pihak pabrikan mobil biasanya tak henti untuk mengingatkan soal servis rutin, namun begitu masih ada saja yang melewatkan ritual ini.
Padahal jika melewatkan servis, bisa saja itu berdampak ke semua komponen, dalam jangka panjang.
Sumber: Otosia.com