Liputan6.com, Jakarta - Kawasaki D-Tracker dengan KLX150 mungkin terlihat sama. Tapi sebenarnya dua model ini adalah makhluk yang berbeda jika dilihat dari fungsinya.
D-Tracker sengaja dibuat geng hijau, untuk memenuhi kebutuhan di lingkungan perkotaan, KLX lebih menyasar segmen off-road. Sudah pasti komponen yang digunakan tak sama. Apa saja perbedaan D-Tracker dengan KLX?
Advertisement
Baca Juga
Bicara rupa, yang paling mencolok ada di kaki-kaki. D-Tracker mengusung konsep supermoto, memakai ban dengan profil untuk jalan aspal. Dimensinya 17 inci dengan spesifikasi 100/80 untuk ban depan dan 120/70 di belakang. Ini membuatnya terlihat agak cungkring akibat adanya celah besar di antara bodi dengan roda.
Kawasaki KLX menggunakan model tahu alias dual purpose untuk menggaruk tanah. Ukurannya juga lebih besar, 21 inci di depan dan 18 inci di belakang. Pengaplikasian ini tentu tak cocok untuk penggunaan harian, karena posisi menunggangnya tinggi.
Â
Selanjutnya
Pembeda lainnya terletak pada perangkat penghenti laju. Kedua buah roda D-Tracker sudah dipasangkan cakram dengan ukuran yang lebih besar dari KLX. Bagian depan D-Tracker adalah single semi-floating petal disc 300mm dan di belakang single petal disc 220mm. Dimensi besar ini menandakan D-Tracker membutuhkan performa pengereman yang sanggup menghadapi kecepatan tinggi. Beda dengan KLX yang memakai ukuran lebih kecil, 240mm single petal disc di depan dan 190mm single petal disc di belakang.
Untuk suspensi, D-Tracker dan KLX varian tertinggi menggunakan komponen yang sama, telescopic upside down (USD) 35mm. Secara fungsi, USD punya kemampuan yang lebih baik dari telescopic standar. Di belakang terdapat Uni-Trak yang dapat diatur preload sebanyak 5 tingkatan. Gunanya memberikan kebebasan pengendara untuk mengatur kenyamanan peredaman sesuai kondisi jalan.
Frame dan mesin pada keduanya sama. Konfigurasi jantung mekanisnya 1-silinder berkubikasi 144cc dengan keluaran tenaga 11,8Â Tk di 8.000 rpm dan momen puntir 11,3 Nm pada 6.500 rpm. Yang membedakan setingan final gear rasionya. D-Tracker diseting agar dapat beradaptasi dengan gaya berkendara di jalur on-road, seperti perkotaan.
Napas supermoto Kawasaki ini lebih panjang dari KLX, yang berpengaruh pada konsumsi bahan bakar. Dampaknya, ia lebih nyaman dipakai sebagai transportasi sehari-hari. Keseluruhan tenaga disalurkan ke roda belakang melalui system transmisi manual 5-percepatan.
Â
Advertisement
Selanjutnya
Tertarik untuk membeli D-Tracker? Terdapat dua varian yang bisa Anda pilih sesuai budget yang dimiliki atau selera. Tipe tertingginya D-Tracker SE yang dibanderol Rp 34,5 juta. Model spesial ini diperkuat beberapa aksesori, yang tak hanya sekadar meningkatkan tampilan tapi juga punya fungsi, antara lain : Fatbar, Handle Cover, Frame cover, Skid Plate dan pelek hitam. Pilihan kedua D-Tracker standar tanpa kelengkapan komponen tambahan yang dipatok Rp 32,8 juta. Harga ini berstatus OTR untuk wilayah Jakarta.
Sumber: Oto.com