Liputan6.com, New York - Kemacetan lalu lintas sudah pasti merugikan dari sisi waktu dan juga materi. Bahkan, menurut data statistik Sky Blue Credit, kerugian rata-rata yang dialami penduduk New York, Maryland, dan New Jersey mencapai USD 2.000 nyaris Rp30 juta (Kurs USD 1 = Rp 14.524) setiap tahun.
Dilansir Zing, jumlah itu dikonversikan dengan waktu yang terbuang jika digunakan untuk bekerja. Apalagi jarak rumah ke tempat kerja mereka yang cukup jauh, membuat mereka menghabiskan banyak waktu.
Advertisement
Baca Juga
Sky Blue Credit memperkirakan bahwa upah federal rata-rata sebesar USD 7,25 (Rp 105.306) per jam. Jika dijumlahkan dalam setahun, warga New York rata-rata butuh 11,9 hari untuk perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya. Jumlah tersebut menjadi 11,8 hari di Maryland dan 11,4 hari di New Jersey.
Berdasarkan gaji rata-rata, setiap warga New York bisa kehilangan USD 2.073 (Rp 30 jutaan) setahun karena kemacetan lalu lintas. Angka itu menjadi USD 2.054 (Rp 29,8 jutaan) di Maryland, dan USD 1.979 (Rp 28,7 jutaan) di New Jersey.
Penelitian Sky Blue Credit menghitung kerugian pada kesempatan kerja, bukan kerugian gaji dasar. Oleh karena itu, angka di atas adalah uang yang dapat dihasilkan pekerja jika mereka tidak kehilangan waktu menunggu di dalam mobil.
Sumber: Otosia.com
Macet-macetan Kini bisa Menghasilkan Uang
Kemacetan yang harus Anda hadapi setiap hari tentu membuat jengkel dan menghabiskan waktu. Pengguna jalan biasanya lebih rajin mencari informasi lalu lintas dibanding memberikan informasi lalu lintas melalui smartphone.
Tapi rupanya, pabrikan mobil asal Inggris, kini tengah berinovasi terkait hal ini. Dilansir Carscoops, Jaguar Land Rover merilis teknologi Smart Wallet untuk membayar para pengemudi yang memberikan informasi jalan.
BACA JUGA
Menurut JLR, kini mereka sedang menguji layanan tersebut, supaya bisa secara otomatis berbagi informasi kondisi jalan, seperti kondisi lalu lintas dan lubang jalan. Dengan membagikan kondisi jalan, pengemudi bisa menerima uang melalui cryptocurrency.
Nantinya, para pengemudi juga akan menerima cryptocurrency ini secara otomatis untuk pembayaran tol dan tarif parkir. Bahkan, pemilik JLR bisa menggunakan cryptocurrency buntuk membayar biaya isi ulang mobil listrik atau plug-in hybrid vehicle (PHEV).
Advertisement
Saling Menguntungkan
Belum diketahui berapa nominal yang akan diterima, tapi JLR sudah bekerja sama dengan IOTA Foundation untuk sistem pembayaran dan penerimaan dana. Saat ini teknologi yang tengah diuji di Irlandia itu, sudah disematkan untuk Jaguar F-Pace dan Range Rover Velar.
Terlihat jelas bahwa layanan ini bakal keuntungan bagi pemilik ataupun pengemudi. Tapi, bagi JLR, ini adalah strategi Zero Destination, yang bertujuan untuk mencapai nol emisi, nol kecelakaan, dan nol kemacetan.
Sumber: Otosia.com