Sukses

Waduh, Pengguna LCGC Ternyata Malas ke Bengkel Resmi

Menjadi mobil dengan harga Rp100 jutaan, pemilik mobil LCGC ternyata enggan menservis mobilnya ke bengkel resmi. Hal itu diungkapkan langsung oleh Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia, Isao Sekiguchi.

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi mobil dengan harga Rp100 jutaan, pemilik mobil murah alias low cost green car (LCGC) ternyata enggan menservis mobilnya ke bengkel resmi. Hal itu diungkapkan langsung oleh Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia, Isao Sekiguchi.

Menaungi merek Datsun yang masuk dalam segmen LCGC, Sekiguchi mengaku mobil yang masih dalam masa garansi sudah enggan melakukan servis di bengkel resmi.

"Kami melihat banyak pengguna LCGC hampir semua merek, banyak yang enggak ke bengkel resmi walaupun masih warranty. Mungkin di dealer non resmi. Saat mereka berkunjung ke dealer non resmi ada kemungkinan tidak menggunakan spare part genuine," katanya di Jakarta.

Penggunaan spare part diluar bengkel resmi dinilai rentan terjadi masalah. Karena itu Sekiguchi menegaskan konsumen untuk datang ke bengkel resmi agar kendaraan tetap aman dan risiko terjadi kerusakaan akibat penggunaan spare part non genuine bisa dicegah.

"Pada akhirnya masuk ke dealer resmi juga untuk ganti genuine. Jadi rekomendasi kami silakan datang ke bengkel resmi untuk cek kondisi mobil, terlebih saat hendak mudik," ujarnya.

2 dari 2 halaman

Angkanya Signifikan

Sekiguchi menjelaskan, 80 hingga 90 persen pembeli mobil baru biasanya akan kembali ke bengkel resmi untuk melakukan servis berkala.

Namun hal tersebut tak terjadi pada merek Datsun. Mobil dengan umur 1 tahun yang datang ke bengkel resmi di bawah 90 persen.

"Mobil yang berumur lebih dari setahun dan melakukan servis ke bengkel resmi lebih menurun hingga di bawah 70 persen," tuturnya.

Â