Sukses

Risiko Menggunakan Kompresor Saat Mengganti Oli

Semua pemilik kendaraan sudah mengtahui kewajibannya untuk selalu mengganti oli mesin sesuai jarak atau waktu. Dianggap hal biasa, pemilik kendaraan bisa melakukannya sendiri atau menggunakan jasa bengkel non resmi.

Liputan6.com, Jakarta - Semua pemilik kendaraan sudah mengtahui kewajaibannya untuk selalu mengganti oli mesin sesuai jarak atau waktu. Dianggap hal biasa, pemilik kendaraan bisa melakukannya sendiri atau menggunakan jasa bengkel non resmi.

Meski demikian, tak sedikit pergantian oli di bengkel non resmi dilakukan dengan cara kurang tepat, yakni menggunakan tekanan angin dari kompresor. Cara ini memang ampuh mengeluarkan sisa oli dari ruang mesin, namun ada konsekuensi yang harus di tanggung jika teknik ini sering dilakukan.

Seperti dilansir Suzuki, Senin (10/6/2019), teknik menguras oli dengan kompresor memiliki efek samping yang berisiko tinggi. Udara atau angin bertekanan tinggi saat disemprotkan ke dalam ruang mesin mungkin saja mengandung uap yang bisa berubah menjadi tetesan air dalam suhu tertentu.

Uap biasanya berasal dari tabung kompresor yang tidak diketahui karena umumnya tidak terlihat. Jika uap menjadi air, walaupun hanya sedikit akan berbahaya karena air dan oli tidak akan menyatu.

Efek yang ditimbulkan cukup banyak, yang ditakutkan adalah menyebabkan mesin jebol.

Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Cek di Bengkel Resmi

Tidak hanya uap, tekanan angin pada kompresor juga berisiko melepas kotoran yang sudah tersaring pada filter oli. Rata-rata jenis kotoran di mesin berbentuk partikel yang ukurannya kecil. Jika tersemprot kotoran tersebut justru bisa kembali lepas dan akhirnya menempel ke sela-sela komponen mesin.

Melihat penjelasan di atas, mulailah dari sekarang selalu melakukan cek berkala di bengkel resmi. Gunakan bengkel terpercaya yang mengerti benar perawatan dan perbaikan kendaraan dengan teknik yang benar, termasuk saat mengganti oli kendaraan.