Liputan6.com, Jakarta - Renault Triber mengawali debutnya di India. LMPV yang disebut-sebut sebagai penantang Calya-Sigra itu juga dikabarkan akan masuk pasar Indonesia dalam waktu dekat.
Bisa Anda bayangkan, jika sebuah mobil keluarga tujuh penumpang (5+2) dengan ukuran kurang dari 4 meter. Kata lapang, agaknya tidak cocok dibubuhkan.
Advertisement
Baca Juga
Maklum, segmentasi yang hendak disasar ialah kalangan menengah ke bawah. Setara dengan mobil LCGC di sini.
Saat Triber melakukan penetrasi di pasar yang gemuk, racikan harga harus realistis. Maksudnya, kalau bisa tak melebihi batas psikologi konsumen kelas ini. Minimal setara Daihatsu Sigra yang jadi primadona.
Meski, menjadi perkerjaan rumah bagi APM. Sebab Triber harus impor dan tak mendapat insentif keringanan pajak, lantaran bukan mobil LCGC. Mari simak fakta menarik mobil ini, sebelum jadi pilihan Anda kelak.
Mesin
Renault Triber mengandalkan jantung pacu 1,0 liter. Bukan pakai mesin 1,2 liter seperti rumor yang beredar. Dapur pacu pinjam dari saudaranya, Renauld Kwid.
Berkonfigurasi tiga silinder dan menyuplai daya 72 Ps serta torsi 96 Nm. Suplai tenaga ini pula yang dipakai pada model internasional seperti Renault Clio serta Dacia Sandero.
Dari fakta ini, Anda bisa menebak sendiri bagaimana respons mesin kecil. Dan memang sebaiknya tidak berharap banyak. Triber punya bobot 947 kilogram.
Angka yang lebih berat 200 kilogram dari Kwid. Ia memiliki rasio tenaga terhadap berat 72 Ps per ton. Untuk menggerakkan bodi yang lebih berat, ia butuh usaha lebih besar.
Acapkali, tipikal mesin tiga silinder itu cenderung bergetar. Semoga saja tidak terjadi padanya. Memang butuh pengetesan lebih lanjut.
Â
Transmisi
Penyaluran tenaga Triber melalui dua opsi transmisi. Pertama pilihan manual lima percepatan. Dan yang kedua, automated manual transmission (AMT) lima percepatan.
Renault mengklaim, paduan engine dengan transmisi menawarkan keseimbangan yang apik. Antara kinerja dan efisiensi bahan bakar yang baik (tidak disebut data konsumsi BBM). Lalu biaya perawatan dikatakan rendah.
Eksterior
Sekilas tampangnya seperti Datsun Cross dengan segala aksesorinya. Namun Triber dibekali lampu utama projector dengan DRL LED. Grille depan berdesain triple edge berlapis krom.
Ada aksen sarang tawon, seperti pada Datsun. Untuk mendongkrak penampilan, ia dilengkapi roof rails. Bisa menampung beban maksimal 50 kilogram. Lalu ground clearance-nya 182 mm dengan skid plate ala SUV, yang berfungsi melindungi di jalan semi off-road.
Interior
Triber mencoba tampil beda. Warna dua nada dibalutkan pada kabin. Perpaduan hitam pekat dengan krem di bagian bawah dan trim pintu. Jujur, ini sangat menambah daya tarik visual.
Saat memasukinya, niscaya tak terlihat seperti mobil murahan. Kenapa? Layar sentuh multimedia 8 inci membuatnya berkesan modern. Apalagi sistem multimedia terhubung dengan MediaNav Evolution.
Ia kompatibel dengan Android Auto, Apple CarPlay dan berbagai aplikasi juga hiburan. Anda juga bisa memutar musik atau video via USB.
Aura canggih juga muncul dari garis horizontal di dasbor. Bikin terlihat lebih luas dan cluster instrumen LED sepenuhnya digital (yang pertama di segmen ini). Ukurannya 3,5 inci dan memberi tiga informasi virtual: takometer, jumlah bahan bakar dan suhu mesin.
Â
Advertisement
Fleksibilitas
Ia menampilkan komposisi 60:40 pada baris kedua dan 50:50 baris ketiga. Baris ketiga juga dapat dilepas, sehingga pemiliki dapat menampung lebih banyak barang.
Baik baris kedua dan ketiga memiliki sandaran kepala yang dapat disesuaikan untuk dua penumpang. Anda yang duduk di baris kedua dan ketiga mendapatkan ventilasi udara terpisah.
Lalu saat konfigurasi lima tempat duduk, Triber menawarkan ruang penyimpanan 625 liter. Kapasitas tersisa 320 liter dalam konfigurasi enam kursi.
Kemudian 84 liter dalam konfigurasi tujuh kursi. Tak lupa, power socket 12 volts tertanam pada semua baris. Ini yang bisa jadi pertimbangan dan nilai tambah.
Fitur
Unit memiliki fitur keamanan standar. Berupa dua airbag bagi penumpang depan, sistem pengereman ABS, sensor parkir dan sistem peringatan batas kecepatan.
Sedangkan di varian lebih tinggi, ada tambahan fitur berupa kamera mundur dan dua airbags lagi (total 4 buah). Hebatnya lagi, mobil mengusung smart technology.
Pabrikan menawarkan akses masuk yang mudah dengan keyless entry dan tombol push start/stop. Tujuannya tak lain, memperkaya pengalaman berkendara Anda.
Harapannya, lagi-lagi soal keterjangkauan harga. Dan semoga bila dipasarkan di Indonesia, deret fitur ini tak dikebiri. Entah strategi marketing apa yang bakal ditawarkan Maxindo Renault Indonesia.
Kwid yang banderolnya sama (Rp 100 jutaan) dengan mobil LCGC saja, tidak sukses di sini. Mari kita lihat jurus jitu sang APM menyajikan produk.Â