Sukses

Honda Genio Punya Teknologi Rangka Terbaru, Apa Kelebihannya?

Menurut Kaori Kaneko, Honda Motorcycle Operations Monozukuri Center, rangka Honda Genio lebih ringan 8% dari rangka yang digunakan pada model sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Honda Genio menerapkan rangka atau frame baru yang dibuat menggunakan teknologi eSAF (enhanced Smart Architecture Frame). Teknologi ini belum pernah diterapkan pada skutik produk massal PT Astra Honda Motor (AHM).  

Tidak seperti skutik umumnya, frame Honda Genio memiliki konstruksi mengotak. Terlihat dari underbone sampai bagian belakang sasis, pakai pelat yang ditekuk dan di-press, sehingga bentuknya tidak lagi membulat. Rangkanya ini dibuat dengan proses produksi press dan laser welding.

Menurut Kaori Kaneko, Honda Motorcycle Operations Monozukuri Center, rangka ini lebih ringan 8% dari rangka yang digunakan pada model sebelumnya. “Secara ilmu mekanika teknik ini lebih kuat dan ringan. Ada beberapa keuntungan dari penggunaan sasis ini. Utamanya meliputi kestabilan yang lebih baik dan pengendalian yang lebih lincah," katanya usai peluncuran, Jumat (21/6).

Jika kita bandingkan dengan Scoopy dan Beat eSP, Honda Genio lebih ringan karena hanya memiliki bobot 89 kg (CBS) dan 90 kg (ISS). Sementara Scoopy tipe CW (92 kg) dan CBS-ISS (93 kg), sedangkan Beat eSP 92kg (Tipe CW), 93kg (Tipe CBS dan CBS-ISS). Karena bobotnya yang ringan, Genio jadi lebih mudah bermanuver di tikungan sempit, bahkan untuk wanita sekalipun.

 

 

2 dari 3 halaman

Produksi Lebih Cepat

Keuntungan lain menggunakan rangka baru, proses pengerjaan lebih cepat dan mudah. Dalam hal pengelasan, sangat cepat karena menggunakan las laser dan sistem produksi sasis hanya butuh satu orang. Jelas bisa memotong alur produksi dan tidak banyak membutuhkan tenaga kerja. Jadi biayanya lebih murah. Menurut pihak Honda, sasis atau rangka seperti ini pertama kali digunakan di kendaraan roda dua di Indonesia.

Selain rangka, mesin yang dipakai Genio juga generasi terbaru. Banyak perbedaan dari mesin 110 cc yang masih digunakan di Honda BeAT. Spesifikasinya, 110 cc 4-langkah SOHC eSP, pendingin udara dan injeksi bahan bakar, dengan teknologi ACG yang membuat starter mesin lebih halus.

Diameter x Langkah, 47,0 x 63,1 mm, dan rasio kompresi 10,0:1. Langkah pistonnya dibuat lebih panjang untuk mengejar akselerasi. Jika dibandingkan dengan mesin 110 cc Honda BeAT, ukuran piston 50 mm dan langkah 55,1 mm. Sementara kompresi mesin Genio lebih tinggi, 10:1, sementara Beat eSP hanya 9,5:1. Meski kompresi rasionya tinggi, jangan khawatir, Genio mampu menenggak bbm beroktan rendah.

"Kami membuat engine ini bisa menggunakan bahan bakar yang biasa dipakai di segmen entry level di Indonesia. Jadi tidak perlu bbm dengan oktan yang terlalu tinggi," ucap Assistan Chief Engineer Honda Co., Ltd, Makoto Dohi di sela acara peluncuran.

 

3 dari 3 halaman

Tenaga Mesin

Output tenaga Genio ada di angka 6,6 kW (9,0 PS) pada 7.500 rpm dengan torsi mencapai 9,3 Nm ( 0,95 kgf.m ) / 5.500 rpm. Sementara Honda Beat eSP tenaganya 6,38 KW (8,68 PS) pada 7.500 rpm dengan torsi 9,01 N.m (0,92 kgf.m) pada 6.500 rpm.

Makoto juga menyebut, dengan mesin baru, power yang dihasilkan menjadi lebih besar. Kendati tenaganya besar, Honda mengklaim konsumsi bahan bakarnya irit. Berdasarkan data internal Honda, konsumsi bahan bakar Genio mencapai 60 km/liter.

Skutik baru Honda ini dijual dengan harga Rp 17 jutaan, tentu menggoda. Apalagi tidak ada kompetitor di kelasnya untuk saat ini.

Sumber: Oto.com