Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan satu pasar otomotif terbesar di dunia. Tak heran jika banyak perusahaan yang tertarik meraup keuntungan dari sektor ini tak terkecuali penyedia baterai atau aki.
Persaingan di sektor inipun kian sengit dengan kehadiran brand-brand baru yang menyasar berbagai segmen. GS Astra sebagai pemimpin pasar aki di Indonesia, menanggapi santai situasi ini karena mengganggap produknya memiliki kualitas yang mumpuni.
"Jika kita lihat sekarang memang banyak tumbuh (brand) baterai-baterai baru. Secara bisnis, pasar baterai jadi crowded (ramai), tapi kami menganggap itu sebagai tantangan karena salah satu tantangan terbesar di industri baterai adalah kualitas," terang Antonius Reiner Direktur PT GS Battery di Jakarta baru-baru ini.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Antonius, institusi yang paling percaya dengan kualitas baterai adalah pabrikan. GS Astra pun mengaku tidak merisaukan kehadiran beragam produk baru karena produknya banyak menjadi produk bawaan pabrikan alias OEM (original equipment manufacturer).
"Jadi kalau kita bisa masuk pabrikan paling banyak itu sudah pasti kualitasnya bagus. Dan kami sampai sekarang merupakan market share terbesar untuk OEM di seluruh Indonesia,"
"Jadi nyaris seluruh pabrikan, bahkan pabrikan-pabrikan yang baru datang seperti dari Korea yang ingin mendirikan pabrik di sini, mereka pertama kali datang ke kami. Mereka menyakini kualitas kami yang terbaik. Kami aware dengan banyaknya produk baterai di pasaran tapi kami meyakini baterai kami, proses produksinya adalah yang terbaik," jelas Antonius.
Â
Percaya Terhadap Produk
Ia juga menanggapi beberapa pabrikan yang sempat memilih aki merek lain namun akhirnya kembali menggunakan produk aki GS Astra.
"Prediksi kami mereka ganti (merek aki) bukan kualitas tetapi lebih ke harga. Mungkin dulu masalah mereka ingin mendapat harga yang lebih rendah dan beberapa kompetitor kami bisa menyediakan. Tapi ujung-ujungnya baterai itu mengenai kualitas,"
"Pada saat mereka pesan dan terlalu banyak klaim kepada mereka (terkait aki). Mereka akan berpikir bahwa enggak worth it beli murah tapi klaim banyak meski pabrikan mengganti tapi brand dari mobilnya sendiri akan jatuh. Karena itu banyak dari brand atau pabrikan itu kembali ke kami," katanya.
"Sebenarnya membuat baterai dengan harga berapa saja bisa. Ada beberapa proses pembuatan baterai, misalkan untuk proses kualitasnya jangan terlalu mahal bisa saja dibuat murah dan cost baterai akan menjadi rendah, tapi pada akhirnya kualitas baterai jadi tidak terlalu bagus," tutup Antonius.
Advertisement