Sukses

Sepanjang Mei 2019, Penjualan Mitsubishi Xpander Mengekor Avanza dan Rush

Wholesale Mitsubishi Xpander hanya mencatatkan angka 5.101 unit

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan low multi purpose vehicle (LMPV) milik PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Xpander masih belum bisa menandingi model andalan PT Toyota Astra Motor (TAM), Avanza. Bahkan, posisi mobil keluarga tujuh penumpang andalan pabrikan berlambang tiga berlian ini juga berada di bawah Rush.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), wholesale Mitsubishi Xpander hanya mencatatkan angka 5.101 unit. Berada di posisi ketiga, di bawah duo Toyota, Avanza yang terdistribusi sebanyak 7.362 unit dan Rush 6.311 unit.

Namun, untuk total penjualan antara Toyota Rush sepanjang 2019 masih di bawah Mitsubishi Xpander.

Selama Januari sampai Mei, kembaran all new Nissan Livina ini terdistribusi sebanyak 28.028 unit,. Sedangkan Toyota Rush terkirim sebanyak 26.521 unit selama lima bulan 2019.

Jika berbicara total penjualan selama Mei 2019, di bawah Toyota Avanza, Rush, dan Mitsubishi Xpander ditempati Daihatsu Sigra yang berhasil mendistribusikan 4.957 unit kendaraan.

Berada di posisi kelima mobil Honda Brio Satya berhasil mencatatkan angka 4.030 unit disusul Toyota Innova yang harus puas di urutan keenam dengan angka penjualan 3.916 unit.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Mitsubishi Xpander Jadi Low MPV Termahal

Telah beberapa kali mengalami kenaikan harga, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) optimistis mobil di segmen Low MPV andalannya, Xpander tetap diminati konsumen Tanah Air.

Menyandang status Low MPV termahal saat ini, Xpander terakhir melakukan revisi harga pada April 2019 lalu karena memiliki harga mulai dari Rp 210,3 juta hingga Rp265,1 juta untuk varian Ultimate A/T dan Rp276,6 juta untuk Xpander Limited. Seluruh harga tersebut berstatus on the road DKI Jakarta.

Menanggapi hal tersebut, Imam Choeru Cahya, selaku Executive General Manager of Sales and Marketing Division MMKSI mengaku konsumen Indonesia saat ini tidak hanya berpatok pada harga yang ditawarkan, namun juga keuntungan yang didapat.

"Masih percaya diri. Karena orang Indonesia saat ini makin pintar dalam menentukan ataupun memilih kendaraan. Bukan hanya dari segi harga, tapi juga dari sisi produk, aftersales, total cost ownership, ya macam-macam," katanya di Bekasi, Jawa Barat.

Tak hanya tarif biaya bea balik nama kendaraan bermotor (BBN-KB) yang mempengaruhi kenaikan harga sebuah kendaraan. Imam juga menyebut biaya produksi dan transportasi juga berpengaruh.