Liputan6.com, Jakarta - Bagi Anda yang berharap all new Mazda3 akan menggunakan Skyactiv-X, sepertinya harus siap kecewa. Pasalnya, Mazda3 yang akan meluncur di GIIAS 2019 mengadopsi mesin lama Skyactiv-G 4-silinder 2,0-liter. Alasan Skyactiv-X tidak digunakan karena diyakini belum cocok untuk pasar Indonesia.
“Kalaupun dipakai duluan, ke negara-negara yang sudah siap infrastrukturnya. Di sini kan belum cocok, seperti belum cocok dengan bensinnya. Skyactiv-X itu juga sudah memasuki Euro 6,” ujar Kenny Wala, Product Planner PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) saat ditemui di sela sesi test drive (10/7).
Advertisement
Baca Juga
Lagipula, mesin Skyactiv-X masih dalam fase perkenalan dan baru mulai dipasarkan. Itupun untuk pasar terpilih terlebih dahulu, seperti kawasan Eropa dan Jepang. Malah belum ada rencana masuk pasar Amerika Utara dalam waktu dekat.
Kualitas bahan bakar menjadi pertimbangan utama mengapa mesin canggih di Mazda3 belum tentu cocok untuk Indonesia. “Masalahnya bukan dari RON saja, tapi dari kualitas keseluruhannya. Mungkin saja bensin RON 98 di sini kualitasnya masih lebih jelek dari RON 95 negara lain,” tegas Kenny. Itulah yang menentukan pihak prinsipal menentukan mesin yang cocok untuk negara tertentu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kecanggihan Skyactiv-X
Unik dan juga canggih, Skyactiv-X punya metode yang tak terpikirkan oleh pabrikan lain. Inilah kemajuan dari mesin pembakaran dalam (internal combustion) yang masih dipertahankan Mazda. Pabrikan Jepang ini bersikukuh, masih banyak cara untuk mengoptimalkan mesin konvensional naturally aspirated. Bahkan tak kalah efisien dan ramah lingkungan dibanding hybrid.
Skyactiv-X, mesin bensin pertama yang menganut skema kompresi seperti mesin diesel. Metode pembakarannya memanfaatkan teknologi Homogeneous Charge Compression Ignition (HCCI). Agar pengapian sempurna, tiap silinder memakai busi dengan teknologi Spark Controlled Compression Ignition (SPCCI). Singkatnya, mengombinasikan pengapian busi seperti umumnya mesin bensin, dengan pemampatan (kompresi) di mesin diesel. Atau memadukan kinerja mesin bensin dan juga diesel.
Makanya rasio kompresinya sangatlah tinggi, 16:1, atau setara mesin diesel. Kompresi Skyactiv-G saja sudah tergolong tinggi. Seperti yang dipakai oleh All New Mazda3, mencapai 13:1. Sudah pasti butuh bahan bakar berkualitas agar mendapat titik efisiensi terbaik. Respons mesin dan torsi mesin Skyactiv-X diklaim naik 10 sampai 30 persen dari Skyactiv-G, serta lebih irit 20 sampai 30 persen.
Benar saja, output dihasilkan memang terdongkrak. Belum lama ini, Mazda mengumumkan detail spesifikasi mesin Skyactiv-X untuk Eropa. Dengan hanya berkonfigurasi 4-silinder dan 2,0-liter, sanggup memuntahkan tenaga 177 Tk dan 224 Nm. Dikombinasikan pula sistem mild hybrid dengan kelistrikan standar 24 volt. Energi yang terbuang dari hasil deselerasi, mampu ditampung dan digunakan untuk mem-boost torsi.
Advertisement