Sukses

2 Tantangan Baru Mitsubishi Motors Corporation di Indonesia

Kini Mitsubishi menghadapi 2 tantangan baru di tahun 2019, tantangan tersebut bukan target penjualan semata.

Liputan6.com, Jakarta - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mencapai penjualan global tertinggi Mitsubishi Motors di tahun 2018. Xpander menjadi produk andalan sekaligus model terpenting dalam waktu dua tahun terakhir.

Kini Mitsubishi menghadapi 2 tantangan baru di tahun 2019, tantangan tersebut bukan target penjualan semata. " Yang pertama adalah kami memulai penjualan Outlander PHEV di Indonesia. Ini pertama kali kami meluncurkan kendaraan listrik di Asia Tenggara," ungkap Osamu Masuko, Chairman of Mitsubishi Motors Corporation, saat berbincang dengan wartawan di Jakarta Pusat, kemarin (17 Juli 2019).

MMKSI terbilang berani mendatangkan mobil ini, namun Mitsubishi cukup percaya diri karena Outlander PHEV memiliki kelebihan yang tak dimiliki kendaraan lainnya. Outlander PHEV diklaim dapat berjalan hingga 600 km dengan kondisi baterai penuh dan tangki penuh. Selain itu, mobil ini bisa mengalirkan listrik yang tersimpan dalam baterai ke jaringan listrik rumah dan perangkat rumah tangga.

" Tantangan yang kedua adalah menciptakan nilai baru. Mitsubishi bekerja sama dengan Gojek. Gojek merupakan salah satu perusahaan startup terbesar yang merepresentasikan Indonesia saat ini, dan saya sangat menghargai kesempatan untuk merambah solusi mobilitas bersama mereka," sambung Osamu.

Namun, Mitsubishi masih enggan membocorkan bentuk kerja sama yang sedang direncakanan bersama Gojek. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Mitsubishi Outlander PHEV Bisa Diproduksi Lokal, Ini Syaratnya

PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) berencana meluncurkan dua model terbarunya hari ini, yaitu Eclipse Crossover dan Outlander PHEV. Outlander PHEV merupakan mobil hybrid yang dilengkapi plug-in untuk pengisian baterainya.

Namun, perkiraan harganya berkisar Rp1,2 - 1,3 miliar saat diluncurkan nanti. Lantas, untuk memangkas harganya, apakah Outlander PHEV akan diproduksi lokal?

"Saya mengakui mahal, tapi karena pajak impor mahal bukan cost kendaraan. Sales volume jika mencapai level tertentu, ada kesempatan untuk dirakit di dalam negeri. Dengan demikian bisa meniadakan impor duty, tapi ya itu, perlu volume. Seperti chain reaction, banyak yang harus dilakukan," ungkap Osamu Masuko, Chairman of Mitsubishi Motors Corporation, saat berbincang dengan wartawan di Jakarta Pusat, kemarin (17 Juli 2019).

Presiden Direktur PT MMKSI, Naoya Nakamura, menambahkan, "Pajak barang mewah membuatnya mahal. Karena mobil ini 4wd, tentunya pajaknya akan berbeda. Ini pure suv dan 4wd."