Liputan6.com, Tangerang - Era kendaraan listrik di Indonesia sudah di depan mata. Perlahan tapi pasti, satu per satu pabrikan otomotif mulai mengenalkan produk kendaraan bertenaga listrik maupun hybrid.
Ketua Umum Sinergi Nawacita Indonesia (SNCI) RM. Suryo Atmanto menyebut, kendaraan listrik untuk masa depan dan lingkungan adalah sebuah keniscayaan. Terlebih, kendaraan listrik dianggap efektif untuk mengurangi polusi.
Advertisement
Baca Juga
"Sebenarnya ini cukup baik, terutama untuk mengurangi polusi. Tapi kan kita bergerak dari level bawah diperkenalkan dengan mobil listrik sampai di pemerintahan bisa pakai mobil itu. Asal infrastrukturnya dibenahi dulu. Kan kalau kita beli mobil listrik tapi mau ngecasnya dimana?," terangnya di arena GIIAS 2019 di ICE BSD, Tangerang.
Menurutnya, bila industri kendaraan listrik ini bisa tumbuh dengan baik maka dapat mengurangi konsumsi bahan bakar fosil.
"Sehingga kita tidak perlu impor migas lagi," tambahnya.
Â
Menyoroti Desifit Energi
Dirinya juga menyinggung kinerja BUMN dan kementerian terkait energi yang menjadi sorotan Presiden Joko Widodo atas defisit energi nasional. Menurutnya, defisit energi seharusnya tak perlu terjadi bila industri kendaraan listrik dikembangkan lebih serius sejak lama.
"Kejadian defisit energi jangan dilihat dari sisi hulu saja, di sisi hilir perlu diinvestigasi, jangan-jangan kebutuhan migas tidak sebanyak itu dan malahan dijual di black market," ujarnya.
Sekadar informasi, aturan mengenai mobil listrik pun hingga kini masih terus digodok pemerintah dan diharapkan rampung tahun ini.
Pemerintah sendiri memiliki target ekspor kendaraan listrik sebesar 20 persen dari 1 juta kendaraan yang bakal dikapalkan hingga 2025.
Advertisement