Liputan6.com, Jakarta Setahun setelah ide membuat mobil nasional (mobnas) baru menggantikan Proton tercetus, pemerintah Malaysia telah resmi menunjuk perusahaan yang bakal memimpin proyek tersebut. Perusahaan itu, adalah DreamEdge, dan akan dibiayai seratus persen oleh swasta.
Seperti melansir Paultan, Sabtu (10/8/2019), pengumuman kepastian perusahaan yang bakal mengembangkan mobnas ini disampaikan oleh Menteri Perdagangan Internasional dan Industri, Darell Leiking. Disampaikan juga, mobnas ini akan didukung teknologi Daihatsu, tapi tidak dengan saham kepemilikan.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa detail terkait mobnas ini terungkap, yaitu bakal menjadi sebuah sedan segmen B dengan mesin konvensional atau hybrid. Sementara untuk mock-up mobnas ini, akan ditampilkan pada akhir Agustus, dan September akan dimulai perekrutan tambahan untuk proyek ini.
Sementara aitu, perusahaan akan menunjukan prototipe pertamanya pada Maret 2020, dengan produk akhir ditetapkan untuk melakukan debutnya setahun kemudian, atau Maret 2021.
Sebagai informasi, gagasan mobnas baru dari malaysia ini, terungkap pada Juni tahun lalu, dan diungkapkan pertama kali oleh Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohammad. Sejatinya, mobnas ini direncanakan keluar prototipenya tahun ini, dan akan dipasarkan pada 2020.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Setelah Mobnas Malaysia Uji Mobil Tanpa Sopir
Perkembangan industri otomotif Malaysia, terutama soal teknologi sepertinya memang lebih maju dibanding Indonesia. Setelah mobil nasional yang terlebih dahulu sukses dikembangakan, kini giliran mobil tanpa sopir atau autonomous yang bakal diuji di negeri jiran.
Melansir Paultan, Selasa (22/1/2019), Malaysia Automotive Robotics and IoT Institute (MARii) telah memberikan beberapa rincian tentang inisiatif autonomous vehicle test bed (AVTB), yang merupakan jalur akses teknologi yang rencananya akan dikembangkan tahun ini.
Sementara itu, dijelaskan Datuk Madani Sahari, CEO MARii, pihaknya berencana untuk menguji berbagai teknologi yang berkaitan dengan kendaraan otonom. Pengujian tersebut untuk menilai kompatibilitasnya dengan infrastruktur, dan lingkungan yang ada di Malaysia.
"Kami akan menguji semua teknologi ini dalam kendaraan otonom untuk memastikan bahwa semuanya aman, dan dapat diandalkan sesuai dengan kondisi lokal di Malaysia," ujar Madani.
Untuk mendukung pengujian tersebut, MARii juga akan bekerja dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mendirikan tempat pengujian teknologi autonomous.
Lembaga ini, bertujuan untuk memulai pengujian yang terbagi dalam dua tahap pada tahun ini.
Advertisement