Sukses

Diduga Rebadge Merek Cina, Pemerintah Jelaskan Sistem Perakitan Esemka

Namun, kemunculan Esemka ini mendapatkan pro dan kontra. Banyak yang mempertanyakan lebih detail, bagaimana proses produksinya, karena ada anggapan, Esemka Bima ini hanya produk yang didatangkan langsung dan hanya mengganti merek dari Cina, yaitu Changan Star Truck

Liputan6.com, Jakarta - Mobil bermerek nasional, Esemka sudah mulai memproduksi model pikap pertamanya, Bima di Indonesia. Bahkan, saat peresmian pabriknya yang terletak di Boyolali, Jawa Tengah ini langsung dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Namun, kemunculan Esemka ini mendapatkan pro dan kontra. Banyak yang mempertanyakan lebih detail, bagaimana proses produksinya, karena ada anggapan, Esemka Bima ini hanya produk yang didatangkan langsung dan hanya mengganti merek dari Cina, yaitu Changan Star Truck. Bahkan, ada menganggap Esemka hanya mengimpor komponen dari luar yang kemudian dirakit di Tanah Air.

Menanggapi hal tersebut, pihak Kementerian Perindustrian (Kemenperin), melalui Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan, Putu Juli Ardika menjelaskan terkait fasilitas yang digunakan Esemka dalam proses produksi kendaraannya.

"Esemka ini bukan CKD (completely knock-down) bukan juga IKD (Incompletely knock-down). Kalau CKD, mobil utuh diurai, dibawa ke sini, dan dirakit. Bukan IKD juga, karena ada kewajiban konten lokal lebih tinggi," jelas Putu saat ditemui di bilangan Jakarta Pusat, Rabu (11/9/2019).

Lanjutnya, Esemka ini menggunakan fasilitas perakitan part by part. Artinya, dirakit dengan komponen-komponen yang dibutuhkan didatangkan dari berbagai perusahaan, baik dalam maupun luar negeri.

"Melakukan part by part, impor tidak besar. Jika dilihat dari sisi manufaktur, mulai dari CBU, CKD, IKD, dan part by part. Proses manufakturnya semakin mendalam," tambahnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

60 Persen Konten Lokal

Sementara itu, model Esemka yang telah diproduksi di Indonesia ini diklaim sudah memiliki sekitar 60 persen konten lokal. Sedangkan sisanya, masih diimpor dari luar negeri. Lalu, komponen apa saja yang masih impor?

"Saya juga kurang tahu, nanti kita tanya Esemka. Statement-nya mereka sudah pakai 60 persen konten lokal," pungkasnya.

Sebagai informasi, untuk meningkatkan konten lokal Esemka, pabrikan asal Indonesia ini memang sudah menjalin kerja sama dengan berbagai pemasok lokal, termasuk melakukan penjajakan dengan Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKO).

Sebelumnya, PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) sebagai produsen Esemka telah memajang dan menginformasikan beberapa komponen lokal yang sudah digunakan, seperti tangki BBM dari PT INKA, kaca depan dari Armada Inda Agung Glass, Sasis dari PT INKA, blok mesin dan transmisi dari Cikarang Perkasa Manufacturing, dan shockbreaker dari Indospring. Sedangkan untuk radiatornya, masih disuplai oleh PT Tokyo Radiator Selamat Sempurna, brake shoes dari PT Pasindo, engine mounting UD Adi Surya Gemilang, dashboard dan steer wheel PT Usra Tampi, dan blok mesin dan blok transmisi PT Cikarang Perkasa manufacturing.