Sukses

Royal Enfield Hadirkan Versi Termurah dari 350 Classic

Royal Enfield menghadirkan versi termurah dari 350 Classic. Khusus untuk varian entry level ini dilabeli imbuhan 'S'.

Liputan6.com, Delhi - Royal Enfield menghadirkan versi termurah dari 350 Classic. Khusus untuk varian entry level ini dilabeli imbuhan 'S'.

Sektor tampilan diubah lebih kasual, serta terjadi pemangkasan fitur penahan laju. Sehingga harga jualnya sebesar Rs1.45 lakh (Rp 28,6 jutaan), selisih RS 8.000 (Rp 1,5 juta) lebih murah.

Ia melanjutkan kiprah Bullet 350 versi ekonomis, yang sebulan sebelumnya juga dirilis. Dilansir dari Zigwheels, ini dilakukan untuk memberi stimulan jumlah penjualan di India yang sempat menurun. Masuk akal jika seri Classic ikut dirombak, karena di pasaran paling laris.

Secara umum, Royal Enfield Classic 350S tak banyak berubah. Cenderung sama, baik pemasangan konfigurasi lampu maupun model tangki. Lantas dari mana predikat kasual yang kami sebut?

Nah, perhatikan pilihan kelir dan grafis tangkinya. Tak ada guratan unik seperti pada versi standar. Hanya tertera tulisan Royal Enfield. Kelir pun polos, dengan pilihan silver dan hitam.

Berikutnya, ornamen krom sama sekali tak terlihat lagi. Dari mulai blok mesin hingga panel instrumen. Pelek juga dilabur hitam doff, pun bagian spion.

Satu sisi, motor terlihat lebih kasual dan bisa menjawab yang tak suka tampil mencolok. Namun di sisi lainnya, hal ini bisa memangkas ongkos produksi karena krom dan pekerjaan detil lebih mahal.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Fitur Disunat

Penyusutan fitur terbesar, juga terjadi pada sektor penahan laju. Di India, versi 350 standar memakai dua disc brake dengan ABS dua channel. Sayangnya, ia hanya memakai satu cakram di depan dan teromol di belakang. Sensor ABS pun hanya satu kanal.

Bekalan amunisi satu silinder 346 cc twin-spark bisa memproduksi tenaga 20 HP/5.250rpm dan torsi 28 Nm/4.000rpm. Suara tembakan knalpot dengan interval lama tetap bisa dinikmati saat di gas penuh.

Begitupun suspensi depan teleskopik 35mm dan dua shock belakang 5-setelan menopang motor itu. Kualitas redaman dijamin tak ada bedanya.

Menurut kami, pemangkasan fitur yang terjadi tak sebanding dengan pengurangan harga. Utamanya di sektor penahan laju. Rasanya, selisih segiitu tak begitu besar untuk konsumen mereka.

Lain lagi jika memang mengejar gaya kasual dari si motor. Mungkin memilih varian S bisa jadi masuk akal. Belum ada konfirmasi kapan motor ini mendarat di negara lain, termasuk Indonesia. Namun pada laman Zigwheels, mereka cukup meyakini, motor ini diekspor ke negara lain tak lama lagi. 

Sumber: Oto.com