Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Litbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana memaparkan hasil road test B30 sebagai bahan bakar minyak ramah lingkungan di Universitas Indonesia.
Hasil sementara road test B30 menunjukkan hasil konsumsi bahan bakar rata-rata meningkat 0,87 persen dan power atau daya rata-rata meningkat 0,84 persen.
Advertisement
Hal tersebut menjadi bukti bila B30 siap diimplementasikan sebagai bahan bakar ramah lingkungan.
Dalam penjelasannya, Dadan mengaku pengalaman penggunaan biodiesel B20 telah mampu mengurangi impor minyak mentah secara signifikan, sehingga cadangan devisa meningkat hingga USD 2 milyar per tahun.
Pengurangan impor tersebut juga berperan dalam meningkatkan ketahanan energi karena biodiesel diproduksi dan diolah di dalam negeri. Hal tersebut juga tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga minyak dunia.
Peningkatan konsumsi biodiesel juga berdampak pada peningkatan ekonomi dan taraf hidup petani serta menambah 500.000 tenaga kerja di perkebunan sawit dan pabrik pengolahan.
“Ada 2,6 petani langsung dan 12 juta tenaga kerja yang terkait dalam perkebunan dan industri kelapa sawit”, kata Dadan.
Berdasarkan pengalaman dalam penggunaan B20, implementasi B20 telah mampu mengurangi emisi gas ruang kaca ekuivalen dengan produksi gas buang yang dihasilkan 20.000 bus kecil selama setahun.
12 Juta Ton Kelapa Sawit Dimanfaatkan untuk Transportasi
Hasil sementara uji B30 juga menunjukkan penurunan dampak terhadap lingkungan, di mana emisi CO turun sebesar 0,1 – 0,2 gram/km dan emisi PM turun sebesar 0,01 – 0,08 gram/km.
Lebih lanjut Dadan menguraikan, ekspor dan konsumsi produk kelapa sawit di dalam negeri sudah jenuh sehingga pemerintah perlu mendorong pemanfaatan kelapa sawit agar hasilnya dapat digunakan di dalam negeri secara maksimal. Produksi kelapa sawit nasional saat ini sekitar 45 juta ton dan baru dimanfaatkan 12 juta ton untuk transportasi.
Moratorium penambahan lahan kelapa sawit baru sudah berlangsung selama empat tahun, sehingga pemerintah siap mendorong peningkatan produktifitas tanaman, karena masih banyak peluang untuk meningkatkan produksi dari pada menambah luas lahan.
“Ada perusahaan yang bisa menghasilkan panen 8 ton cangkang kelapa sawit, lebih tinggi dari rata-rata sebesar 4 ton per hektar", ujar Dadan.
Advertisement