Liputan6.com, Jakarta - Pasar ekspor tahun ini berada dalam kondisi yang tidak cukup baik, karena dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti perang dagang dan tendensi proteksionisme di beberapa negara tujuan ekspor. Namun, gejolak perekonomian global merupakan hal yang tidak terhindarkan dan berada di luar kontrol eksportir.
Namun demikian, Toyota dan grupnya di Indonesia termasuk Daihatsu, selalu berupaya untuk mempertahankan kinerja ekspor dengan melakukan berbagai studi seperti menjajaki peluang dan potensi di negara tujuan baru serta menambah varian ekspor dengan mengonversi model yang eksis menjadi kendaraan sesuai dengan peruntukannya seperti cash carrier, ambulans, dan kendaraan patroli polisi.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai buah dari hasil studi berkelanjutan untuk mengekspansi kiprah di pasar global, pada 2018 lalu ekspor kendaraan utuh bermerek Toyota berhasil mencatatkan volume rekor baru yaitu melampaui angka 200 ribu untuk pertama kalinya atau dengan jumlah sebesar 206.000 unit.
Selanjutnya, pada 2019 ini ekspansi ekspor yang berhasil dilakukan Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), antara lain menambah destinasi ekspor ke negara-negara di kawasan Amerika Tengah dan Selatan serta beberapa negara Mekong.
Selain mengekspor kendaraan utuh, yang mencapai 158.700 unit sepanjang Januari hingga September 2019, Toyota juga mengapalkan kendaraan terurai (Complete Knock Down/CKD) sebanyak 34,300 unit, mesin utuh tipe TR, dan NR baik yang berbasis bahan bakar bensin maupun etanol sebanyak 93.100 unit serta komponen kendaraan sebanyak 73,8 juta buah.
Sebanyak lebih dari 80 negara di kawasan Asia, Pasifik, Timur Tengah, Amerika Tegah dan Selatan serta Afrika menjadi destinasi ekspor brand Toyota.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tiga Hal Kontribusi Toyota
Posisi sebagai salah satu basis produksi dan ekspor di kawasan Asia Pasifik, memungkinkan Toyota Indonesia untuk berkontribusi dalam tiga hal. Pertama, pada upaya substitusi impor melalui produksi lokal untuk pasar dalam negeri dan penciptaan potensi pasar ekspor. Dengan demikian dapat memberikan peran positif dalam menjaga keseimbangan neraca perdagangan terutama untuk sektor industri otomotif.
Kedua, kontribusi pada kinerja ekspor otomotif. Produksi lokal kendaraan bermerek Toyota memberikan kontribusi sekitar 78 persen terhadap total ekspor kendaraan utuh dari Indonesia di tahun 2018 lalu. Ketiga, sebagai jembatan bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) pemasok komponen kendaraan lokal untuk dapat menembus pasar ekspor.
Tingginya tingkat kandungan dalam negeri produk-produk Toyota yang saat ini mencapai 75 persen hingga 94 persen menandakan bahwa hanya sebagian kecil dari komponen kendaraan bermerek Toyota yang menggunakan material impor. Hal ini juga memberi potensi pada penguatan pengembangan industri komponen lokal di Indonesia.
"Melihat ketiga peran penting tersebut, maka seperti yang saat ini tengah menjadi fokus pemerintah, kami memandang bahwa investasi yang berorientasi ekspor harus terus didorong, terlebih bagi industri dengan produk ekspor berteknologi tinggi atau bernilai tambah. Pengalaman selama 30 tahun dalam merambah pasar global membentuk DNA serta mentalitas Toyota dan grupnya di Indonesia untuk menghadirkan produk yang berorientasi ekspor," imbuh Bob Azam Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN, dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Jumat (18/10/2019).
Advertisement