Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, berencana untuk melakukan kunjungan ke Korea Selatan. Kabarnya, orang nomor satu di negara ini bakal melakukan penandatanganan kerjasama investasi Hyundai di Indonesia.
"Hyundai, nanti insya Allah Presiden ke Korea Selatan tanggal 24 (November) itu akan ditandatangani USD 1 miliar untuk mereka masuk sini," kata Menko Luhut Binsar Panjaitan di Gedung DPR RI, Jakarta, seperti disitat dari Merdeka.com, ditulis Jumat (15/11/2019).
Lanjut Luhut, pihaknya juga telah meminta kepada Hyundai agar menggunakan bahan baku dari dalam negeri. Salah satunya, yakni lithium baterai untuk mobil listrik yang berasal dari Morowali.
Advertisement
Baca Juga
"Mereka sudah saya minta, kalian pakai bahan dari Morowali," tambahnya.
Selain itu, dia pun meminta agar dalam membuat ban untuk mobil listrik, Hyundai menggunakan bahan baku karet yang juga berasal dari Tanah Air.
"Kedua, ban mobil, dari awal saya sudah minta mereka pakai karet kita. Sekarang Dunlop sudah. Jadi nanti semua mobil listrik yang diproduksi di Indonesia pakai karet ban karet kita," tandasnya.
Nilai investasi
Hyundai dilaporkan siap menggelontorkan investasi dalam jumlah cukup besar untuk pembangunan pabrik mobil di Indonesia. Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan menyebut, pabrikan asal Korea Selatan itu akan membangun pabrik mobil di Karawang, Jawa Barat.
"Hyundai itu mau investasi, mungkin USD 1 miliar kira-kira. Dan sudah dapat tanahnya mereka di Karawang," ujar Luhut.
Deputy Marketing Director PT Hyundai Mobil Indonesia, Hendrik Wiradjaja menyampaikan, jika sesuai rencana peletakan batu pertama atau groundbreaking akan dilakukan segera.
"Kalau semua berjalan lancar, tahun depan atau akhir tahun ini sudah mulai pembuatan pabrik dan diharapkan 2021 sudah bisa langsung produksi," katanya saat dijumpai di GIIAS 2019 beberapa waktu lalu.
Dirinya menyebut, pabrik baru Hyundai ini nantinya tidak hanya untuk memenuhi pasar domestik tetapi juga untuk ekspor. Namun yang pasti, pabrik ini akan fokus dalam memproduksi mobil penumpang dan mobil listrik.
"Pabrik ini basisnya untuk kendaraan penumpang dan mobil listrik. Kemungkinan targetnya 53 persen untuk ekspor, 47 persen sisanya untuk domestik," Hendrik menambahkan.
Â
Advertisement