Liputan6.com, Jakarta - Bagi pecinta otomotif, terlebih bagi yang gemar dengan kecepatan pasti tidak asing dengan istilah supercharger dan turbocharger.
Biasanya, keduanya terpasang di mobil sport untuk mendukung kinerja mesin, dan memberikan induksi paksa untuk menghasilkan tenaga yang lebih besar dibanding unit penggerak standar.
Advertisement
Baca Juga
Namun perlu diketahui, supercharger dan turbocharger adalah dua hal yang berbeda. Meskipun, keduanya memiliki fungsi dan manfaat yang sama, yaitu mengkompresi aliran udara ke dalam ruang bakar dan memberikan dorongan hingga 50 persen lebih.
Melansir ibid.astra.co.id, dilihat perbedaan yang paling mendasar antara supercharger dan turbocharger, adalah sumber tenaganya. Jadi, mari kita bahas satu persatu:
Supercharger mendapatkan aliran tenaga dari crankshaft mesin. Hal tersebut, dapat dilihat dari strukturnya yang langsung terhubung dengan mesin dengan belt.
Udara akan terkompresi sebelum disalurkan ke mesin, dan menciptakan tenaga tambahan yang lebih besar.
Untuk meningkatkan asupan udara, penggunaan bahan bakar dalam porses pembakaran juga lebih banyak dan memerlukan oktan yang lebih tinggi.
Turbocharger
Sementara itu, untuk turbocharger menjadikan gas buang sebagai sumber tenaga penggerak kompresor melalui turbin. Dengan begitu, penggunaan perangkat ini jauh lebih efisien karena menggunakan energi yang tidak terpakai sebagai sumber tenaga.
Namun kekurangannya, tenaga tambahan yang dihasilkan lebih kecil dan terdapat jeda waktu, antara menginjak gas dan akselarasi yang terjadi. Dan hal tersebut, biasa disebut turbo lag.
Nah, untuk supercharger yang langsung terpasang di mesin, hanya bisa berputar hingga 50 ribu rpm. Sedangkan turbocharger yang berdiri sendiri, mampu mencapai 250 ribu rpm.
Advertisement