Sukses

Lebih Ribet Mana, Perawatan Mobil Transmisi Manual atau Otomatis?

Penggunaan mobil bertransmisi otomatis kini semakin berkembang. Pasalnya, dengan kondisi lalu lintas di kota besar, seperti Jakarta kendaraan jenis tersebut dirasa paling nyaman

Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan mobil bertransmisi otomatis kini semakin berkembang. Pasalnya, dengan kondisi lalu lintas yang padat seperti di kota-kota besar, kendaraan jenis tersebut dirasa paling nyaman dibanding transmisi manual, karena tidak harus mengoperasikan kopling, alias tinggal gas dan rem.

Namun, dari dua kendaraan tersebut, baik transmisi manual atau otomatis, mana yang lebih ribet dari segi perawatan. Berikut, perbedaan perawatan dua jenis mobil tersebut, dilansir dari laman resmi Mobil88:

Transmisi otomatis:

1. Ganti oli transmisi

Penggantian oli transmisi sangat penting, agar mampu melumasi persneling dengan maksimal. Setidaknya, lakukan penggantian sekitar 25.000-50.000 km. Gunakan oli transmisi yang memang sudah disarankan oleh pabrikan mobil.

2. Cek Valve

Bagian ini perlu dilakukan pengecekan secara rutin juga, karena saat pemindahan tuas yang terlalu keras ataupun karena adanya hentakan gas, maka masalah akan timbul pada bagian ini.

3. Rajin memanaskan mobil

Memanaskan mobil sebelum bepergian atau sebelum digunakan sangatlah penting. Tapi jangan lupa, posisi tuas transmisi harus 'N' atau netral.

Namun, jika sering melupakan memanaskan mobil maka bukan tak mungkin suatu saat akan terjadi masalah.

4. Pindahkan ke posisi N saat berhenti

Ketika berhenti di lampu merah atau macet cukup lama, ada baiknya posisi tuas transmisi pada posisi netral (N). Sebaliknya, jika posisi tuas transmisi di posisi Drive (D) hal ini memicu kanvas kopling mobil terus bergesekan.

Jangan memindahkan tuas transmisi ke posisi Parking (P) ketika lampu merah atau berhenti sesaat, karena itu hanya memakan banyak gesekan ketika menuju posisi D.

5. Lakukan perpindahan tuas transmisi dengan benar

Meski sepele, namun cara ini sangat ampuh merawat transmisi matik, yaitu menempatkan tuas transmisi pada posisi 'D' ataupun 'R' dan kemudian cobalah melepas rem mobil. Jika terdengar suara aneh ketika melakukan perpindahan transmisi, maka itu tandanya ada masalah.

Jika mobil akan mulai bergerak, usahan jangan langsung menginjak pedal gas secara dalam, karena berpotensi mengganggu kualitas katup solenoid. Sebaliknya lakukan secara perlahan agar menghasilkan tekanan dari oli ke konverter torsi.

2 dari 2 halaman

Transmisi manual

1. Rajin setel koping

Setel kopling cara mujarab untuk membuat transmisi manual tetap awet. Ada baiknya jarak pedal kopling tidak terlalu tinggi karena akan menyebabkan perpindahan gigi menjadi kasar.

Sebaliknya jika terlalu rendah, membuat mudah terjadi hentakan. Karena itu, sesuaikan pedal kopling dengan kebutuhan agar tetap nyaman ketika berkendara.

2. Suku cadang asli

Karena perawatan transmisi manual lebih murah, maka ada baiknya hal itu ditunjang dengan penggunaan suku cadang asli, agar perpindahan transmisi menjadi halus. Sebaliknya, jika suku cadang non asli, maka perpindahan gigi kurang halus serta suaranya kasar.

3. Hindari kaki menempel di pedal kopling

Salah satu kopling cepat haus karena kaki kiri menempel pedal kopling. Kebiasaan ini akan mengakibatkan terjadinya friksi antara kopling serta transmisi dan mempercepat usia pemakaian komponen pada mesin.

4. Penggunaan tuas transmisi yang tepat

Salah satu kebiasan yang salah adalah memasukan tuas gigi pada saat parkir. Hal ini nyatanya tidak aman dan dapat merusak komponen transmisi.

Selain itu, jika aki soak dan mobil mogok, jangan membiasakan mendorongnya, tetapi gunakan kabel jumper untuk menghidupkan. Sebab, kebiasaan menghidupkan mesin dengan didorong dapat merusak komponen transmisi.