Sukses

Harga Harley Davidson yang Dibawa Garuda Indonesia Mencapai Rp800 Juta

Masuknya barang selundupan Harley Davidson ke Indonesia, diakui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan kerugian bagi negara. Hal itu dikarenakan harga motor asal Amerika Serikat tersebut ditafsir mencapai Rp800 juta.

Liputan6.com, Jakarta Masuknya barang selundupan Harley Davidson ke Indonesia, diakui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan kerugian bagi negara. Hal itu dikarenakan harga motor asal Amerika Serikat tersebut ditafsir mencapai Rp800 juta.

"Berdasarkan hasil penelusuran di pasaran, perkiraan nilai motor Harley Davidson tersebut berkisar antara Rp200juta sampai dengan Rp800juta per unitnya," ujar Sri Mulyani seperti dilansir kanal Bisnis Liputan6.com.

"Sedangkan nilai dari sepeda Brompton berkisar antara Rp50juta sampai Rp60juta per unitnya. Sehingga perkiraan total kerugian negara berkisar antara Rp532 juta sampai dengan Rp1,5 miliar," sambungnya.

Kementerian Keuangan lewat Bea Cukai berkomitmen untuk terus berupaya secara berkelanjutan dalam memberantas berbagai modus penyelundupan sebagai bentuk penegakan hukum dalam rangka mengamankan hak-hak negara.

Selain itu, Kementerian Keuangan juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu patuh terhadap ketentuan yang telah ditetapkan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Harley Davidson Milik Dirut Garuda Indonesia

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan pemesan barang selundupan tersebut. Dia adalah Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Ashkara. Ari memesan motor classic Harley Davidson tipe Shovelhead di 2018.

"Dari laporan yang kita dapat, bahwa dari Komite Audit bahwa mempunyai kesaksian tambahan bahwa motor Harley milik saudara AA. Detailnya AA memberikan instruksi cari motor classic Harley Davidson tipe Shovelhead di 2018, lalu motor ini tahun 70-an, jadi motor klasik. Pembelian di April 2019," jelasnya.

Proses transfer dilakukan dari Jakarta ke rekening pribadi Manajer Keuangan Garuda Indonesia Iwan Joeniarto di Amsterdam. Iwan kemudian membantu bantu pengiriman dan proses pengiriman.

"Ini sungguh yang menyedihkan ini proses secara menyeluruh di dalam sebuah BUMN, bukan individu, menyeluruh. Ini yang tentu yang ibu pasti sangat sedih dan saya sangat sedih. Ketika kita ingin mengangkat citra BUMN, kinerja BUMN tapi kalau oknum di dalamnya tidak siap, ini yang terjadi," tandasnya.