Sukses

Viar Cross X 200 ES Disuntik Mati, Ini Penyebabnya

Lama tak terdengar kabarnya, Viar Cross X 200 ES rupanya telah disuntik mati. Selain tak sanggup melawan rival berbeda merek, sesama saudara kandungnya Cross X 200 GT pun tak berkutik.

Liputan6.com, Jakarta - Lama tak terdengar kabarnya, Viar Cross X 200 ES rupanya telah disuntik mati. Selain tak sanggup melawan rival berbeda merek, sesama saudara kandungnya Cross X 200 GT pun tak berkutik.

Padahal di awal kemunculannya (2016), PT Triangle Motorindo selaku produsen, punya strategi unik. Mengisi celah 150 cc ke 250 cc dengan unit trail 200 cc. Tak cuma satu, melainkan dua produk sekaligus. Keberadaan Viar Cross X 200 ES dan Cross X 200 GT-pun, diharap menjadi solusi buat masyarakat.

Namun keduanya dibanderol berbeda. X Cross 200 GT dihargai 23 jutaan, sementara X Cross 200 ES dipatok hampir menyentuh Rp 30 juta (tepatnya Rp 29,86 juta). Ya, terdapat selisih signifikan di situ. Beda rancang bangun sepertinya jadi alasan. Pasalnya, 200 ES sebagai produk baru memiliki desain, frame, sub-frame, swing arm, suspensi, setang yang baru pula. Tak sama dengan 200 GT.

Pun menyasar ranah performa. Mesin yang digendong punya spek seperti versi GT. Mesin 4-tak SOHC berkubikasi 200 cc. Cuma keluaran X Cross 200 ES lebih besar (tenaga: 17,4 Tk/8.500 RPM dan torsi: 15 Nm/6.500 RPM). Sedangkan X Cross 200 GT: 13,4 Tk dan 13,5 Nm. Tapi spek yang mumpuni rupanya tak menjamin eksistensinya.

Terbukti, tahun ini Viar X Cross 200 ES diskontinyu. Informasi itu juga sudah dipampang Viar Indonesia melalui laman resminya. Menurut mereka, keputusan dibuat karena demand-nya tidak sesuai pengharapan. "Benar kami sudah diskontinyu model itu, mulai awal November kemarin dan kami fokus ke 200 GT saja," ujar Frengky Osmond, Marketing Communication PT Triangle Motorindo.

 

2 dari 2 halaman

Alasan

Kepada kami, dia juga menjelaskan alasan penghentian produksi. Diakui penjualan X Cross 200 ES kalah dari X Cross 200 GT. Indikasinya sudah pasti menyoal harga tadi. "Di segmen 200 cc kami memang punya dua. Tapi secara market, penjualan lebih tinggi di GT. Mungkin peminatnya kurang karena positioning harganya cukup tinggi. Teman-teman mungkin lebih pilih GT saja, karena sama-sama 200 cc. Makanya, ya sudah kami fokus untuk eksis di pasar X Cross 200 GT saja," terang Frengky kepada kami, Jum'at (13/12).

Meski begitu, pihak Viar juga enggan menambah kapasitas produksi X Cross 200 GT. Frengky menyebut, penggarapan tetap mengacu dari permintaan. Toh jualan terbanyak mereka, saat ini masih ada di kategori 150 cc dan 250 cc. "Terbantu juga oleh program pembelian yang kami rilis beberapa waktu lalu," sahutnya. Tapi bukan berarti motor-motor itu lantas dikebut pembuatannya. Lantaran ada fokus lain yang sudah dibidik.

"Untuk roda dua tidak terlalu digenjot produksinya. Tidak sebanyak brand exsisting lain. Karena penjualan nomor satu kami ada di kendaraan roda tiga. Makanya, secara persentase produksinya 30 persen lebih tinggi dari model lain," tutup Frengky.

Sumber: Oto.com