Liputan6.com, Jakarta Pengemudi berusia 18 tahun di Fort Lauderdale, Florida, kehilangan kendali saat mengendarai Tesla, Mei 2018 lalu. Akibat kecelakaan tersebut, dua orang meninggal dunia seperti diungkapkan National Transportation Safety Board (NTSB).
Memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi saat mengalami kecelakaan, mobil listrik tersebut akhirnya terbakar. Hal ini diduga sebagai penyebab pengemudi dan seorang penumpang tak bisa diselamatkan, seperti dilansir Car and Bike, Minggu (22/12/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dari penyelidikan yang dilakukan, kebakaran yang menghanguskan kendaraan berasal dari baterai lithium-ion karena mengalami kerusakaan pasca kecelakaan.
"Pada Selasa 8 Mei 2018, pukul 6.46 sore, sebuah mobil bertenaga listrik Tesla Model S 2014 dikemudikan anak remaja berusia 18 tahun dan dua penumpang dengan usia yang sama. Sedang berkendara dengan kecepatan 116 mph, pengemudi dan penumpang sedang dalam perjalanan pulang dari pusat perbelanjaan terdekat. Perjalanan sekitar 4 mil," tulis catatan kecelakaan.
Karena hal itu, orang tua salah satu remaja menuntut Tesla. Mereka mengklaim perusahaan mobil bertanggung jawab atas kematian anaknya karena kebakaran yang disebabkan baterai mobil.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Seorang Penumpang Selamat
Gugatan menyebut, kedua remaja seharusnya bisa diselamatkan. Namun karena baterai lithium-ion yang dirancang perusahaan rusak, kebakaran pada mobil menjadi penyebab pengemudi dan penumpang meninggal dunia.
"Ketika mereka tiba di tempat kejadian, tim penyelamat menemukan mobil itu sepenuhnya dilalap api dan penumpang belakang duduk di trotoar. Petugas pemadam kebakaran melaporkan, panas dari api sangat kuat," kata laporan NTSB.
Advertisement