Sukses

Inden Panjang, Suzuki: Jangan Beli Jimny Selundupan

Kasus penyelundupan mobil dan motor mewah kembali terbongkar, dan salah satunya ada Suzuki Jimny.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus penyelundupan mobil dan motor mewah kembali terbongkar. Terbaru, Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bersama TNI-Polri serta Kejaksaan mengungkap penyelundupan kendaraan tersebut di Pelabuhan Tanjung Priok.

Dari sekian banyak kendaraan bermotor yang terjaring, salah satunya adalah Suzuki Jimny yang kabarnya didatangkan dari Jepang.

Saat dimintai komentar terkait hal tersebut, Direktur Pemasaran 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Donny Saputra mengaku heran jika Jimny selundupan tersebut berasal dari Jepang. Pasalnya, di negara asalnya pun, inden untuk SUV legendaris ini cukup panjang, hingga dua tahun.

"Tapi kita lihat begini, kita dukung pemerintah. Jangan pernah dukung penyelundupan, dan tolong belinya tetap di agen pemegang merek (APM), walaupun memang lama," jelas Donny saat berbincang dengan wartawan di bilangan SCBD, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Lanjut Donny, dengan membeli di APM, banyak keuntungan yang didapat dibanding beli Jimny selundupan, seperti spesifikasi yang memang sudah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Jadi, bensinnya bisa menggunakan yang sesuai, fitur, dan sparepart juga pastinya disiapkan dengan spesifikasi yang memang sudah sesuai.

"Kalau pesan di negara lain, dengan spesifikasi negara lain, kalau ada apa-apa kita tidak bisa bantu. Selain itu, kalau beli tidak di APM, pastinya kan tidak ada garansi," tegasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Harus Cinta

Sementara itu, berbicara inden Suzuki Jimny memang terjadi di setiap negara. Namun, karena di Indonesia model ini memiliki nilai sejarah yang tinggi, karena sudah dikenal sejak generasi pertama, maka historical value-nya lebih tinggi, dan itu bisa dilihat dari jumlah indennya.

"Punya duit doang belum tentu bisa beli Suzuki Jimny. Harus cinta, karena pasti mau tunggu, sabar, dan mainnya sudah perasaan, emotional buyer. Kita juga meminta dealer utamakan pelanggan setia, tapi semua balik ke pihak dealer bagaimana proses inden," pungkasnya.