Sukses

Cukup Ketuk Setir, Ini Gaya Berkendara Futuristis Mobil Honda

Honda memanfaatkan ajang Consumer Electronics Show (CES) 2020 untuk memperkenalkan teknologi andalannya. Dengan mengusung konsep Connected, Autonomous, Shared and Electric (CASE), inovasi terbarunya adalah Honda Augmented Driving Concept.

Liputan6.com, Jakarta - Honda memanfaatkan ajang Consumer Electronics Show (CES) 2020 untuk memperkenalkan teknologi andalannya. Dengan mengusung konsep Connected, Autonomous, Shared and Electric (CASE), inovasi terbarunya adalah Honda Augmented Driving Concept.

Augmented Driving Concept merupakan transisi menuju kendaraan berteknologi otonom. Artinya pemilik kendaraan dapat menikmati mobilitas dengan cara-cara baru yang membebaskan mereka dari kewajiban untuk menyetir.

Pada saat yang sama, konsumen masih menginginkan pengalaman, emosi dan sensasi layaknya sedang berkendara.

Teknologi Honda Augmented Driving Concept menampilkan transisi tak kasat mata dari teknologi otonom ke semi-otonom.

 

2 dari 3 halaman

Tepuk Dua Kali

Teknologi tersebut mengambil alih kendaraan saat diperlukan. Mode berkendara dapat berubah secara otomatis melalui sebuah switch, dengan lebih dari delapan mode berkendara yang tersedia mulai dari mode full-autonomous hingga mode semi-autonomous.

Beberapa sensor diletakkan di dalam kendaraan untuk merespon keinginan pengguna yang ingin berganti mode berkendara, sehingga menciptakan pengalaman berkendara yang intuitif.

Pada bagian kemudi, Honda menyempurkan sistem setir. Dengan Honda Augmented Driving Concept, cukup menepuk setir sebanyak dua kali, kendaraan akan melaju.

Jika setir ditarik, kendaraan akan melamban dan apabila setir didorong, kendaraan akan melaju lebih kencang.

 

3 dari 3 halaman

Terintegrasi Smartphone

Selain itu, Honda menciptakan sebuah konsep apa yang dinamakan 'Smartphone as Brain'. Bekerja sama dengan Drivemode Honda membangun teknologi 'Smartphone as Brain' yang mampu mengintegrasikan smartphone milik pengendara mobil maupun motor kedalam kendaraan mereka.

Misalnya, pengendara motor dapat menghubungkan smartphone dengan motor via Bluetooth, sehingga pengendara dapat mengontrol smartphone-nya, seperti membalas pesan teks, menelepon, membaca peta dan lainnya dengan menggunakan tombol di dekat gagang motor atau melalui perintah suara.

Sumber: Otosia.com