Sukses

Nissan Diprediksi Bangkrut 2-3 Tahun Lagi

Mantan Bos Nissan, Carlos Ghosn, yang menyebutkan jika pabrikan asal Jepang ini akan bangkrut dalam dua atau tiga tahun mendatang

Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan kontroversial kembali diucapkan oleh mantan bos Nissan, Carlos Ghosn, yang menyebutkan jika pabrikan asal Jepang ini akan bangkrut dalam dua atau tiga tahun mendatang. Pernyataan tersebut, diutarakannya kepada pengacaranya, Nobuo Gohara.

Sejatinya, memang Nissan di bawah kendali Ghosn mampu bertahan di tengah sengitnya persaingan di industri otomotif global. Bahkan, dengan aliansinya, Nissan-Renault berhasil membuat Mitsubishi bergabung.

Melansir Carscoops, saat ini pria yang telah dipecat karena dugaan kasus keuangan dan penggunaan aset perusahaan untuk keperluan pribadi masih berada di Lebanon.

Sebelumnya, pria ini menyelinap keluar Jepang pada 29 Desember 2019. Ia menghindari pengadilan, yang menjadi pengawasan ketat atas kasus menimpa. Jepang bersikeras mengadilinya atas tuduhan penyalahgunaan keuangan selama menjabat di Nissan.

"Ia mengatakan kepada saya, bahwa Nissan kemungkinan akan bangkrut dalam 2-3 tahun mendatang," ujar Nobuo Gohara, pengacara Carlos Ghosn.

Hanya saja, Gohara tak menjelaskan secara detail mengenai prediksi tersebut. Namun, saat melihat faktanya, penjualan Nissan memang sedang anjlok, serta pada 2019 lalu, mereka telah memecat 12.500 karyawannya di seluruh dunia.

Sebagai informasi, Ghosn sejatinya sudah menyangkal semua tuduhan yang ditunjukan kepadanya. Ia menyatakan, mengantongi dokumen penting yang jadi bukti konspirasi.  Bahkan mantan rekan di Nissan yang membingkainya.

Meski sementara ini “bebas” dari pengadilan Jepang dan hotel prodeo, dia tetap tidak bisa bergerak ke mana-mana. Setidaknya banyak orang di negara itu tampak memberi dukungan.

2 dari 2 halaman

Sosok Penting

Telah lama sosoknya dianggap penting di Lebanon lantaran keberhasilan di luar negeri. Dan Ghosn bertemu dengan beberapa pejabat tinggi setelah mendarat di Beirut.

Di sebuah negara yang dicekam gejolak ekonomi dan politik. Namanya kini menjadi pusat perhatian dari Presiden hingga Gubernur Bank Sentral.

Untuk saat ini, dirinya ambil jarak dengan jaksa penuntut Jepang. Libanon tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Jepang, juga Prancis dan Brasil.

Dua tempat lain, di mana ia memegang kewarganegaraan. Pejabat Libanon mengusulkan ke Jepang, agar mengajukan dakwaan terhadap Ghosn di pengadilan Lebanon. Mereka masih menunggu permintaan Jepang untuk mengambil tindakan lebih lanjut atas kasus ini.