Sukses

BMW i8 Disuntik Mati, Siapa Penerusnya?

BMW i8 sendiri pernah menjadi terobosan baru di dunia mobil sport. Ide pertama dikenalkan sebagai BMW Vision Efficient Dynamics, mengusung konsep Turbodiesel Plug-in Hybrid pada 2009.

Liputan6.com, Jakarta - BMW i8 dipastikan akan disuntik mati pada April mendatang. Sinyal suntik mati i8 sebenarnya sudah lama beredar. Pertama diketahui dalam rilis i8 Sophisto Edition, BMW menyebutkan, ”Sophisto Edition akan mengantarkan Plug-in Hybrid Sports Car tersukses di dunia sejak diluncurkan pada 2014 menuju garis finish. Produksi i8 akan mencapai titik ujung, sesuai jadwal, di April 2020.”

Kabar ini kemudian dikuatkan oleh temuan Autocar. Meski belum ada tanggal pasti, salah satu juru bicara BMW menjelaskan, "Konsumen Britania Raya yang ingin membeli unit Built-to-Order, harus meminta pemesanan ke pihak ritel lokal selambat-lambatnya di akhir Februari.”

Terkait hal penghentian produksi, dapat juga dibaca melalui langkah para diler BMW di Britania Raya. Mereka mulai menjajakan i8 jauh di bawah harga ritel, saat PHEV sport ini memasuki masa pensiun. Beberapa kedapatan menjual varian hardtop di angka 93.115 Poundsterling atau setara Rp 1,67 miliar. Besaran diskon berarti hampir menyentuh angka 20 ribu Poundsterling dari harga dasar 115.105 Poundsterling

BMW i8 sendiri pernah menjadi terobosan baru di dunia mobil sport. Ide pertama dikenalkan sebagai BMW Vision Efficient Dynamics, mengusung konsep Turbodiesel Plug-in Hybrid pada 2009. Secara desain amat futuristis bahkan tetap awet terasa bila dikenalkan saat ini. Eksekusi rancangan akhir pun tak jauh dari versi konsep, dengan pintu gunting membuka ke atas. Mulailah ia mengaspal pada 2014, mengisi daftar portofolio sub-brand elektrik “i” BMW di atas i3.

 

2 dari 2 halaman

Race to Road Strategy

Kala diluncurkan, jantung mekanis tidak mengandalkan turbodiesel, melainkan unit bensin tiga silinder saja. Secara kubikasi juga tidak besar, hanya 1.500 cc. Kendati begitu, figur keluaran daya tidak boleh dipandang sebelah mata. Setelah berpadu dengan motor listrik di roda depan, total output sanggup mencapai angka 357 Hp. Kemudian ditingkatkan pada 2018 agar mencapai 369 bhp.

Tak salah bila ia digadang sebagai ikon legenda di jajaran sports car BMW. Meski output tidak fantastis, terobosan teknologi menjadi dasar pembangun identitas. Kedepannya mereka mungkin akan mengutamakan fokus kepada calon mobil listrik mainstream seperti iX3, i4 saloon, dan SUV flagship iNext.

Jangan dulu kecewa, meski diyakini tidak ada suksesor langsung i8, model performa tentu tidak akan dilupakan. Itulah inti mendasar pabrikan asal Munich. Sarat akan dunia balap. Bos R&D BMW pernah mengonfirmasi kepada Autocar terkait masa depan i8. Bisa jadi terlahir kembali sebagai rival EV Tesla Roadster dan sang misterius R8 e-Tron. Belum ada bocoran apapun mengenai desain atau teknologi. Namun, beberapa sumber pernah mengatakan akan dikembangkan dengan “Race to Road Strategy”. Berarti ada kesinambungan antara Formula E dengan divisi i. Kita lihat saja nanti.

Sumber: Oto.com