Sukses

Laba Bisnis Otomotif Grup Astra Terkoreksi

Laba bersih PT Astra International Tbk berdasarkan kinerja 2019 disebutkan stagnan di level Rp 21 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Laba bersih PT Astra International Tbk berdasarkan kinerja 2019 disebutkan stagnan di level Rp 21 triliun. Hanya saja pada lini otomotif terjadi penurunan kontribusi laba bersih.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto menyebutkan, laba bersih bisnis otomotif turun satu persen menjadi Rp 8,39 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

Kontribusi laba bisnis otomotif terhadap laba bersih konsolidasi tahun lalu tercatat 38,6 persen. Ini lebih rendah dari tahun sebelumnya yang 39,3 persen.

Berdasarkan laporan keuangan Astra Grup 2019 yang diterima Merdeka.com, kemarin, laba bersih ini turun akibat penjualan mobil Astra turun 8 persen menjadi 536 ribu unit, meski pangsa pasar Astra naik dari 51 persen menjadi 52 persen di industri otomotif nasional.

Di bisnis otomotif, Astra Grup mengelola kendaraan bermotor merek Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot, UD Trucks, dan Honda (sepeda motor).

Sementara Pendapatan bersih konsolidasi Astra Grup pada tahun lalu itu turun 1 persen menjadi Rp 237,2 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan penurunan pendapatan dari bisnis otomotif dan agribisnis.

 

2 dari 3 halaman

Astra Honda Jual 4,9 Juta Unit Motor

Sementara penjualan sepeda motor Astra Honda naik 3 persen menjadi 4,9 juta unit dengan pangsa pasar 76 persen. Pada 2019, Astra Honda telah meluncurkan enam model baru dan 21 model revamped.

Sedangkan bisnis komponen otomotif grup, PT Astra Otoparts Tbk, mencatat kenaikan laba bersih 21 persen menjadi Rp 740 miliar.

Penyebabnya kenaikan pendapatan dari segmen pasar suku cadang pengganti atau replacement market (REM) dan menurunnya biaya produksi.

Kinerja grup selama 2019 terimbas pelemahan konsumsi domestik dan rendahnya harga-harga komoditas, tapi diuntungkan peningkatan kinerja dari bisnis jasa keuangan dan kontribusi dari tambang emas grup yang baru diakuisisi.

Prospek 2020 masih menantang, akibat ketidakpastian kondisi makro eksternal, kompetisi di pasar mobil, serta harga-harga komoditas yang lemah.

"Namun, kami yakin grup berada pada posisi baik untuk memanfaatkan momentum dari setiap perbaikan kondisi ekonomi," ujar Prijono.

3 dari 3 halaman

Bisnis Otomotif Stagnan di 2020

Sebelumnya,Gidion Hasan, Direktur Astra International, menyatakan pangsa pasarnya di pasar mobil Indonesia pada 2020 berada di level 51 persen. Pertimbangannya, pasar mobil nasional tahun ini diprediksi hanya naik 5 persen menjadi 1,077 juta unit.

Dengan demikian pangsa pasar Astra di bisnis otomotif nasional tahun ini cenderung stagnan, karena pada tahun lalu pangsa pasarnya di level 52 persen.

"Memang cenderung stagnan bisnis otomotif Astra, karena pasar nasional diprediksi hanya naik 5 persen," ujar Gidion kepada Merdeka.com saat dijumpai di pembukaan Astra Auto Fest 2020 di Astra Biz Center, BSD City, Tangerang, Rabu (19/2).

Suparno Djasmin, Direktur Astra International yang juga Chief Astra Financial, menambahkan pihaknya mengakui bahwa pasar otomotif tahun ini cenderung lesu seperti tahun lalu. Kondisi pasar pada Januari tahun ini buktinya, yang masih belum tumbuh mengikuti tahun lalu.

"Maka itu, pangsa pasar Astra harus naik. Caranya, kami bekerja sama mengoptimalkan seluruh value chain Astra baik di bisnis kendaraan bermotor roda empat, roda dua maupun jasa keuangan," ujar Suparno di kesempatan yang sama.

Per Januari 2020, total penjualan mobil Astra Grup mencapai 40.289 unit, setara dengan 50 persen pasar mobil nasional.

Sumber: Merdeka.com

Video Terkini