Sukses

Selama 37 Tahun Hino Cetak 500 Ribu Unit Kendaraan di Indonesia

Merayakan 37 tahun kehadiran Hino di Indonesia, ditandai dengan pencapaian produksi truk asal Jepang ini yang ke-500 ribu unit.

Liputan6.com, Jakarta - Merayakan 37 tahun kehadiran Hino di Indonesia, ditandai dengan pencapaian produksi truk asal Jepang ini yang ke-500 ribu unit. Hal tersebut, sekaligus menajdi bukti nyata keberadaan Hino yang dapat diterima masyarakat luas.

Produksi kendaraan ke-500 ribu unit ini merupakan hasil dari proses panjang, kerja keras dan adanya dukungan penuh dari berbagai pihak, khususnya konsumen di Indonesia. Sejarah panjang keberadaan Hino di Tanah Air, di mulai pada 1967 dalam bentuk kendaraan bus lengkap yang merupakan hibah Pemerintah Jepang kepada Indonesia sebagai bentuk kompensasi pendudukan Jepang pada saat perang dunia kedua.

"Pencapaian produksi kendaraan ke 500.000 unit tersebut merupakan hasil dari proses panjang, kerja keras dan adanya dukungan penuh dari pelanggan, dealer, pemegang saham, manajemen, karyawan, serikat pekerja, pemasok, Instansi Pemerintah terkait serta pihak-pihak lainnya," ujar Presiden Direktur PT HMMI, Masahiro Aso disela pameran GIICOMVEC 2020 di JCC, Senayan Jakarta Pusat.

Dengan meningkatnya kebutuhan sarana transportasi darat, maka proses komersialisasi dan industrialisasi kendaraan bermotor Hino dimulai pada awal dekade 1970-an, dengan ditandai mulainya proses perakitan secara sederhana di Indonesia.

Dari total 500 ribu unit yang sudah diproduksi di Indonesia, 45 persen berasal dari truk Hino FN. Selain itu, sejak 2011, Hino juga telah melakukan ekspor untuk berbagai kendaraannya yang dibuat secara lokal.

Saat ini HMMI tercatat sebagai perusahaan produsen pertama di Indonesia yang melakukan ekspor kendaraan truk dan bus sejak tahun 2011 ke Vietnam dan Filipina.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Lebarkan sayap

Hino terus melebarkan jaringan ekspor kendaraan ke negara tujuan lainnya dengan total tujuan 15 negara (antara lain: Filipina, Vietnam, Laos, Haiti, Bolivia dan beberapa negara di Afrika Barat) sebanyak 13.000 unit kendaraan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Ekspor komponen kendaraan bermotor Hino juga telah dilakukan ke 17 negara tujuan. Ke depannya, volume dan nilai ekspor akan terus ditingkatkan, sejalan dengan diberlakukannya ambang batas emisi gas buang EURO 4 pada tahun 2021.

Seiring dengan kebijakan Pemerintah terkait energi baru terbarukan dan konservasi energi, maka Hino menjawab tantangan tersebut dengan memproduksi kendaraan chasis bis berbahan bakar gas (CNG) pada tahun 2006 guna memenuhi kebutuhan armada TransJakarta.

Di samping itu teknologi engine yang dapat mengkonsumsi bahan bakar bio solar juga dikembangkan secara berkesinambungan sejalan dengan kebijakan Pemerintah dalam meningkatkan campuran minyak nabati pada bahan bakar solar.

Â