Sukses

Penjualan Mobil Bekas Meroket di Tengah Wabah Covid-19, Kok Bisa?

Di tengah pandemik Corona atau Covid-19, penjualan mobil bekas (mobkas) justru meningkat.

Liputan6.com, Jakarta - Wabah virus Corona atau Covid-19 yang terjadi di banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini terut berpengaruh besar terhadap industri otomotif. Banyak pabrikan yang akhirnya harus menutup sementra produksinya, untuk mengurangi penyebaran Covid-19 yang semakin meluas.

Namun, rontoknya industri otomotif ini tidak berlaku bagi pasar mobil bekas. Pasalnya, di tengah pandemik Covid-19 ini, justru banyak masyarakat yang hendak mencari mobil bekas (mobkas).

"Melonjak penjualan mobil bekas, terutama kendaraan kecil dengan range harga Rp120 juta ke bawah," jelas Senior Marketing Manager WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (17/3/2020).

Menurut Herjanto, meledaknya penjualan mobil bekas di tengah pandemic Covid-19 ini, karena masyarakat takut untuk menggunakan angkutan umum.

Pasalnya, peluang untuk tertular virus yang sudah menjangkiti ratusan orang di Indonesia ini bisa lebih banyak di tempat berkumpulnya orang banyak seperti di kereta, busway, ataupun MRT.

"Sekarang, dengan kondisi Corona seperti saat ini, naik kendaraan umum ngeri-ngeri sedap. Akhirnya, mereka beli mobil. Tapi, untuk mobil baru susah, sebulan STNK baru keluar, dan kita butuh cepat, dan yang dicari mobil bekas. Makanya, saya bilang blessing, berkah," tambah Herjanto.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Bertahan hingga Akhir Maret

Sementara itu, meningkatnya penjualan mobil bekas akibat Corona ini, sudah terjadi pekan lalu. Sedangkan model yang banyak dicari, mobil-mobil murah, seperti Toyota Agya, Daihatsu Calya, dan Honda Jazz tahun lama yang harganya sekitar Rp120 jutaan.

"Saya pikir, keadaan ini akan bertahan hingga akhir Maret. Orang masih akan banyak yang mencari mobil bekas, yang harganya murah atau mobil perkotaan," pungkasnya.

Â