Sukses

Niat Cari Makanan Saat Lockdown, Warga India Kena Pukul Polisi

India menjadi salah satu negara yang memberlakukan status lockdown untuk memutus penyebaran Corona Covid-19. Sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia, tentu tak mudah bagi warga India untuk menerapkan status ini.

Liputan6.com, Jakarta - India menjadi salah satu negara yang memberlakukan status lockdown untuk memutus penyebaran Corona Covid-19. Sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia yakni 1,3 miliar jiwa, tentu tak mudah bagi warga India untuk menerapkan status ini.

Seperti dilansir Jalopink, meski telah mengunci wilayah, masyarakat India masih saja nekat berlalu lalang dengan menggunakan kendaraan atau berjalan kaki. Hal itu terpaksa dilakukan sebagian warga untuk membeli makanan.

Meski pemerintah memperbolehkan warga meninggalkan rumah untuk membeli bahan makanan, kepolisian India tetap berlaku keras cenderung kasar. Bahkan ada yang sampai memukul warga menggunakan tongkat.

Juru bicara kepolisian New Delhi, Anil Mittal, membantah adanya pemukulan dari aparat kepolisian. Meski demikian, beberapa warga memberikan laporan terkait tindak kekerasan.

“Beberapa tempat membayar sejumlah uang untuk bekerja, dan saya pikir uang itu untuk membeli makanan. Tetapi polisi menyerang kami dengan tongkat dan memukuli kami. Sekarang kita tidak punya apa-apa untuk dimakan," kata Seorang pelayan di New Delhi.

Selain itu, Tarique Anwar, seorang mantan bankir mengatakan, saat Ia harus pergi untuk membeli susu dan sayur-sayuran, beberapa orang polisi memerintahkan untuk kembali ke rumah.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terdapat 5.590 Kasus

Sebuah video dari pejalan kaki menunjukkan seorang polisi menggunakan tongkat untuk menghancurkan bagian dalam toko daging. Pemilik toko mengaku, polisi memukulinya dan mengatakan seharusnya tidak membuka tokonya.

Tak hanya itu, data di negara bagian terpadat di India, Uttar Pradesh menyebut, terdapat lebih dari 5.590 kasus tuntutan karena warga tidak tinggal di rumah.

Video Terkini