Liputan6.com, Jakarta - Untuk mencegah penularan Corona Covid-19, masyarakat Indonesia sudah mulai terbiasa menyemprotkan disinfektan ke berbagai benda mati. Namun, disinfektan ternyata dinilai dapat merusak lapisan pelek kendaraan.
Cairan yang mengandung alkohol, klorin dan hidrogen peroksida ini, menurut beberapa praktisi kesehatan tidak dianjurkan untuk disemprotkan pada tubuh manusia. Cairan disinfektan ini juga tidak dianjurkan untuk disemprotkan pada pelek kendaraan, apalagi dibiarkan dalam jangka waktu lama.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Aldi Rais, Community Manager HSR Wheel mengatakan bahwa cairannya bisa merusak lapisan pelek. "Penyemprotan cairan disinfektan pada pelek akan memberikan efek yang besar," ungkap Aldi Rais.
Aldi Rais menambahkan bahwa cairan disinfektan yang mengandung hidrogen peroksida akan membuat pelek jadi berkarat. "Kandungan yang ada pada disinfektan akan merusak lapisan krom dan menjadikan pelek berkarat," tambahnya.
Lebih lanjut, Aldi pun menyarankan untuk mencucinya dengan sabun. "Kalau mau mencegah hadirnya virus corona pada pelek, cukup dicuci dengan sabun saja. Lalu dilap sampai kering agar tidak terjadi proses korosi," pungkasnya.
Sumber: Otosia.com
Â
Â
Disinfektan Rumah Efektif Tangkal Virus Corona Covid-19?
Penyebaran virus corona covid-19 masih berlangsung sampai detik ini. Untuk mencegah penyebarannya, perusahaan dan perumahan mulai melakukan penyemprotan disinfektan. Seberapa penting dan efektif langkah penyemprotan ini?
Seperti diberitakan kanal Health Liputan6.com, Ketua umum PP Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) dan Komite Ahli PMKL Kemenkes RI, Prof Arif Sumantri, SKM, M.Kes mengatakan, masyarakat perlu paham dulu apa yang dimaksud dengan disinfektan ini.
"Disinfektan merupakan proses dekonteminasi yang menghilangkan atau membunuh segala hal terkait mikroorganisme (baik virus dan bakteri) pada objek permukaan benda mati. Ini yang membedakan disinfeksi dengan antiseptik. Kalau antiseptik, membunuh atau menghambat mikroorganisme pada jaringan hidup," katanya, di kantor BNPB, Sabtu (21/3/2020).
Ada lagi, kata dia, proses strerilisasi, yakni menghilangkan atau membunuh mikroorganisme secara keseluruhan.
"Banyak meminta disinfeksi di perumahan, perkantoran. Tapi perlu diketahui bahwa proses ini memiliki dampak kesehatan seperti menimbulkan bau dan mengiritasi tangan bahkan mengganggu pernapasan sehingga agar efektif biasanya petugas harus mencuci tangan yang bersih, menggunakan sarung tangan dan menggunakan pakaian khusus untuk melindungi tubuh kita," katanya.
Lagipula, kata dia, disinfeksi ini bukanlah segalanya. Prosesnya mungkin selesai dalam satu jam. Tapi residunya bisa menimbulkan dampak lain. "Sebab sumber penyakit kita tidak pernah tahu. Jangan-jangan masalahnya ada pada kita yang sehat atau sakit, atau pura-pura sehat ternyata di dalam tubuh ada agen penyakit yang bisa menularkan penyakit."
Advertisement
Cara Efektif
Prof Arif menuturkan, hal yang paling penting dalam mencegah penularan virus ataupun bakteri adalah tren hidup bersih dan sehat.
"Jika memang berada di zona merah mungkin diperlukan (disinfeksi) dengan berkonsultasi dengan para ahli seperti HAKLI. Tapi yang terpenting mengetahui cuci tangan pakai sabun. Sabun seperti apa? Sabun dengan antiseptik," katanya.
Selain itu, gunakan air bersih. "Air yang bersih bukan hanya sehat dan aman tapi juga bisa memberantas jentik nyamuk yang balap-balapan dengan virus corona. Kasus kematian DBD juga tinggi. Persoalannya di air."Â Â Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement