Sukses

Penjualan Mobil Bekas Terjun Bebas

Tak hanya berdampak pada operasional pabrik serta penjualan mobil baru, pandemi Corona Covid-19 juga berimbas pada penjualan mobil bekas atau seken. Beberapa dealer mobil bekas mengeluhkan turunnya angka penjualan mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya berdampak pada operasional pabrik serta penjualan mobil baru, pandemi Corona Covid-19 juga berimbas pada penjualan mobil bekas atau seken. Beberapa dealer mobil bekas mengeluhkan turunnya angka penjualan mereka.

Secara umum di kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Semarang terutama setelah diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penjualan nyaris tidak ada.

Untuk menyiasati pembeli sepi, customer lama yang sudah pesan kembali di-follow up. Sebaliknya customer baru tidak ada.

"Saya lihat industri mobil bekas termasuk yang terkena dampak sangat dalam akibat pandemi corona dan PSBB. Angka pastinya tidak tahu, karena industri mobil bekas datanya tidak terorganisir. Beberapa teman dari bursa juga menyampaikan bisa turun sampai 80 persen, dan di Auto Value juga turunnya sama sampai 80 persen," sebut Business Development Head, PT Suzuki Indomobil Sales, Hendro Kaligis.

Hendro menambahkan, jika dilihat dari data bulan Maret, penjualan Auto Value tidak turun, malah naik.

"Maret naik hampir 70 persen dari Februari, dan boleh dikatakan yang tertinggi dalam satu tahun terakhir, mengalahkan PIK-nya tahun lalu, bulan Mei pas puasa. Saat itu kami sudah confidence akan survive, ternyata di akhir Maret dan puncaknya PSBB tiarap semua," keluhnya.

2 dari 2 halaman

Siapkan Strategi Baru

Perusahaan jual beli mobil bekas dibawah payung PT Suzuki Indomobil Sales ini pun bikin strategi jitu untuk mendongkrak penjualan di tengah pandemi COVID-19. Auto Value memang tidak menyiapkan formula khusus untuk mengdongkrak penjualan mobil bekasnya.

"Dulu waktu pandemi kami baru mulai bikin strategi, tapi saat ini prioritas dan daya beli masyarakat sudah hilang. Orang bergeser untuk beli kebutuhan primer di saat kondisi ekonomi sedang lesu," tambah Hendro.

Namun, Auto Value tetap memantau pergeseran dan priotritas daya beli masyarakat guna mempertahankan penjualan mobil bekas pada kondisi sepi pembeli.

"Kami berharap kita sudah masuk masa recovery bulan Juni mendatang. Kami tidak tahu ya bagaimana ke depan, apakah akan ada pelonggaran dan industri dibuka lagi. Mudah-mudahan semuanya akan membaik," pungkas Hendro.

Sumber: Otosia.com