Liputan6.com, Jakarta - Kota Wuhan berlahan mulai bangkit setelah dihantam virus Corona Covid-19. Beragam program khusus disiapkan pemerintah untuk mengembalikan sektor ekonomi agar kembali seperti sedia kala.
Salah satu yang menarik perhatian ialah subsidi untuk meningkatkan penjualan mobil di tengah pandemi. Seperti dilansir Reuters, pihak berwenang Wuhan menawarkan potongan 10 ribu Yuan atau setara dengan Rp20,8 juta untuk pembelian kendaraan listrik.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, subsidi juga diberikan untuk masyarakat yang ingin melakukan pembelian mobil bermesin bensin. Khusus kendaraan konvensional, pemerintah setempat memberikan potongan hingga 5 ribu Yuan atau setara dengan Rp10.4 juta.
Menjadi pusat industri otomotiif Cina, pemerintah mencoba memberikan dukungan bagi pabrikan otomotif lokal, seperti Dongfeng Motor Corp.
Wuhan sendiri, menjadi markas sejumlah pabrikan mobil besar di dunia, seperti General Motors (GM), Nissan (NSANF), renault (RNLSY), Honda (HMC), dan Peugeot PSA Group.
Penjualan Mobil Diprediksi Meningkat
Penjualan mobil di Wuhan diprediksi akan mengalami peningkatan setelah pandemi Corona Covid-19 terjadi. Hal ini berkaitan dengan pencegahan dan mengurangi aktivitas penggunaan kendaraan umum.
Sekedar informasi, semua pabrikan otomotif dunia yang melakukan produksi di Cina, harus bekerjasama dengan mitra lokal, seperti GM SAIC dan Dongfeng Motor Corporation. Pabrik GM-SAIC di Wuhan memiliki sekitar 6.000 karyawan, dan sekitar 10 persen dari total tenaga kerja GM di Cina.
Advertisement
Penjualan Mobil Hancur Lebur, Target 600 Ribu Unit Setahun Sulit Tercapai
Pandemi Corona Covid-19 yang menghantam Indonesia, berdampak besar bagi industri otomotif nasional. Hal tersebut, bisa dilihat dari daya beli masyarakat yang menurun drastis, dan tentu saja catatan penjulan roda empat yang turun sangat signifikan.
Dijelaskan Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), membeli mobil bukan merupakan kebutuhan premier, bahkan sekunder atau tersier. Kendaraan sendiri, merupakan kebutuhan yang terkahir bagi masyarakat.
Â
"Penurunan penjualan karena Covid-19 dan juga pemberlakuan PSBB, luar biasa. Diperkirakan tahun ini, penjualan mobil hanya mencapai 600 ribuan unit, dari tahun lalu sebanyak 1.050 jutaan unit," ujar Nangoi dalam diskusi virtual Industry Roundtable, beberapa waktu lalu.
Lanjut Nangoi, jika dilihat dari penjualan wholesale turunnya sangat drastis, sekitar 90 persen. Volumennya sendiri, sekitar hanya 8 ribuan unit, dan ini pukulan yang luar biasa.
Sedangkan untuk ritelnya, sekitar 24 ribuan unit, dan jadi penjualan terendah dalam beberapa tahun belakangan.Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement