Sukses

Penyakit Disfungsi Ereksi Menghantui Pemotor Pria, Ini Penjelasannya

Makin sering berkendara, ternyata berpotensi besar mengalami disfungsi ereksi dan sulit buang air kecil. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Mengendarai motor sudah menjadi hal yang biasa dan sangat sering dilakukan oleh kaum pria. Bahkan, hampir setiap hari, untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya, moda transportasi yang mudah dan murah untuk digunakan adalah motor.

Namun, makin sering berkendara, ternyata berpotensi besar mengalami disfungsi ereksi dan sulit buang air kecil. Bahkan, beberapa riset mengenai hal tersebut sudah bisa dibuktikan. Salah satunya, pada 2006, riset yang digelar tim dari Department of Urology, Kyoto Prefectural University of Medicine, Kyoto, Jepang, menemukan bahwa 69 persen pengendara motor laki-laki mengaku mengalami kesulitan untuk mencapai ereksi penuh dan mengosongkan kandung kemih mereka.

"Sepeda motor bisa menjadi salah satu faktor risiko disfungsi ereksi," tulis tim dalam bagian Abstrak.

Contoh yang hampir mirip juga terjadi pada pria yang mengendarai sepeda. Massachusetts Male Aging Study, dikutip dari WebMD, Selasa (22/8/2017), menemukan bahwa risiko disfungsi ereksi naik ketika seorang pria bersepeda lebih dari tiga jam dalam seminggu.

"Tanda peringatan paling awal adalah mati rasa atau kesemutan," terang Irwin Goldstein, MD, Director of San Diego Sexual Medicine.

 

2 dari 4 halaman

Korelasi

Jadi, apa korelasi antara mengendarai motor/sepeda dengan disfungsi ereksi?

Masih berdasarkan riset dari Department of Urology, Kyoto Prefectural University of Medicine, ditemukan bahwa kombinasi antara getaran dari motor dan jalanan serta dengan posisi duduk saat berkendara mungkin penyebab naiknya disfungsi ereksi para rider.

Jok pada sebagian besar sepeda motor memberikan tekanan yang "tidak semestinya" pada perineum, yaitu area antara anus dan skrotum. Ketika tekanan berlebih terjadi, aliran darah ke penis berkurang. Aliran darah yang tidak baik adalah penyebab dari disfungsi ereksi tersebut.

3 dari 4 halaman

Cara Mencegahnya

Selain itu, getaran juga menyebabkan penurunan dua hormon pertumbuhan di kandung kemih dan prostat, yang pada akhirnya membuat pengendara lebih sulit buang air kecil.

Bukan berarti menghindari berkendara sama sekali. Sebab itu rasa-rasanya sangat sulit. Yang dapat dilakukan adalah meminimalisirnya. Paling utama adalah dengan mencari posisi duduk serta jok yang ketika diduduki terasa lebih banyak menekan bokong. Bukan area penis.

Kemudian, tentu saja dengan mengurangi intensitas berkendara.

4 dari 4 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: