Liputan6.com, Jakarta - Penjualan yang terus menurun dalam beberapa waktu, membuat Nissan harus melakukan perubahan strategi bisnisnya. Salah satunya, dengan resmi menutup pabriknya di Indonesia dan fokus di fasilitas di Thailand, sebagai basis produksi di Asia Tenggara.
Hal tersebut, disampaikan Chief Executive Officer (CEO) Nissan, Makoto Uchida.
Advertisement
Baca Juga
Meskipun menghentikan produksinya, namun pabrikan asal Negeri Matahari Terbit ini masih terus melanjutkan bisnis atau penjualan di Tanah Air.
"Rencana transformasi kami bertujuan untuk memastikan pertumbuhan yang stabil alih-alih ekspansi penjualan yang berlebihan," jelas Uchida dalam rilis resmi yang dilansir dari laman Nissan, Jumat (29/5/2020).
Selain menghentikan produksi di Indonesia, Nissan juga menghentikan penjualan Datsun di Korea Selatan dan Rusia, serta penutupan pabrik di Barcelona, Spanyol.
Nissan sendiri akan fokus ke pasar-pasar inti, seperti Jepang, Cina, dan Amerika Utara.
Kapasitas produksi
Sementara itu, kapasitas produksi juga akan turun 20 persen, menjadi 5,4 juta uit per tahun dengan tingkat pemanfaatan pabrik di atas 80 persen, sehingga biaya operasional lebih mengunntungkan. Sedangkan biaya tetap atau fixed cost akan dipangkas sekira 300 miliar.
Sedangkan jajaran produk global juga akan dikurangi hingga 20 persen, dari 69 model menjadi kurang dari 55 model. Namun, dalam 18 bulan ke depan, Nissan akan meluncurkan 12 model baru.
Advertisement