Sukses

Serangan Cyber Ganggu Produksi Mobil Honda

Pabrikan berlambang huruf 'H' ini telah menangguhkan beberapa produksi mobil dan motornya secara global karena serangan siber.

Liputan6.com, Jakarta - Serangan siber atau cyber attack sangat jarang sekali terjadi di pabrik otomotif. Namun, baru-baru ini, Honda mengalami gangguan produksi karena hal tersebut.

Melansir Paultan, pabrikan berlambang huruf 'H' ini telah menangguhkan beberapa produksi mobil dan motornya secara global karena serangan siber.

Menurut seorang juru bicara, serangan yang diduga mempengaruhi produksi Honda secara global ini memaksa pabrik menghentikan operasi karena produsen mobil perlu memastikan bahwa sistem kontrol kualitasnya tidak terganggu.

Juru bicara tersebut mengatakan, bahwa Honda mencurigai ransomware menghantam server internal perusahaan.

Produksi dilanjutkan di sebagian besar pabrik pada kemarin, tetapi pabrik-pabrik Honda di Ohio, AS serta pabrik-pabrik di Turki, India, dan Brasil tetap ditangguhkan karena serangan tersebut memengaruhi sistem produksi perusahaan.

Sementara itu, pabrik Honda di Asia Tenggara, seperti yang ada di Thailand dan Pegoh di Melaka tidak disebutkan dalam daftar lokasi yang terkena dampak.

2 dari 2 halaman

Dihajar Pandemi, Penjualan Mobil di Negara Ini Turun Hampir 100 Persen

Dampak pandemi virus Corona atau Covid-19 tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga berbagai negara lain, seperti Malaysia. Salah satu yang terdampak cukup besar, adalah penjualan mobil di negeri jiran ini turun sangat drastis.

Melansir Asia Nikkei, penjualan roda empat di Malaysia pada April 2020 tercatat hanya 141 unit, dan turun 99,7 persen.

Kegiatan bisnis di sebagian besar di Malaysia memang telah berangsur kembali, setelah pemerintah setempat melonggarkan aturan jarak sosial pada 4 Mei lalu. Namun, penjualan mobil terus merosot. Salah satu penyebabbya, adalah bank menerapkan pemeriksaan kredit yang lebih ketat untuk pembelian mobil baru.

Asosiasi Otomotif Malaysia memprediksi, volume penjualan bulan ini akan jauh lebih tinggi dibanding April, tapi tetap jauh lebih rendah dibanding bulan sebelum pembatasan yang diberlakukan Maret lalu.

Penjualan mobil tahunan di Malaysia sendiri sejatinya sudah stabil sekitar 600 ribuan unit dalam beberapa tahun terakhir. Namun, dengan adanya pandemi ini penjualan diprediksi hanya 400 ribu unit.