Liputan6.com, Jakarta - Pemasangan turbo diyakini mampu mendongkrak tenaga mesin. Tidak cuma itu, manfaat lainnya membuat konsumsi bahan bakar lebih efisien dan emisi yang dihasilkan lebih baik.
Tak hanya roda empat, pabrikan motor mulai mengadopsi konsep sama. Salah satunya Yamaha yang makin serius mempersiapkan sistem induksi paksa.
Konsep besarnya mirip dengan yang mereka lakukan puluhan tahun silam ke XJ650. Tapi tentu kali ini interpretasinya berbeda. Turbo ditugaskan memacu mesin injeksi serta serangkai teknologi modern. Yang pastinya dapat mengekstraksi daya lebih sempurna.
Advertisement
Baca Juga
Paten terkait sempat beredar di 2017. Tertera bahwa ia memakai wastegate tipe internal. Sementara terdapat dua gambaran mengenai tata letak turbin: Satu di dalam knalpot, satu lagi diposisikan konvensional dekat manifold.
Tampaknya opsi kedua kini mantap dipilih Yamaha. Mengingat menjadi konfigurasi paling umum, serta tak memakan banyak biaya dalam riset dan pengemasannya. Lantas untuk mengakomodir udara panas, mereka pun diduga bakal memasang intercooler.
Rangkaian ini tentu cukup mengancam eksistensi Kawasaki H2 series (Ninja dan Z). Sebab jajaran 1.000 cc kemungkinan besar dijejali turbo lebih dulu. Yap, agenda mereka bukan cuma mendongkrak power, reduksi emisi turut menjadi fokus. Karena itulah motor terbesar yang paling masuk akal dijadikan proyek percontohan.
Memang konsepnya berbeda. Geng Hijau mengandalkan supercharger (memutar turbin dari tenaga mesin), sementara turbocharger bergantung dari pembuangan. Milik Kawasaki pastinya lebih instan merespons tenaga. Di saat turbo membutuhkan jeda waktu untuk spooling – tapi kerja mesin efisien. Semoga saja Yamaha dapat mengatasi lag dengan baik.
Perkiraan Performa
Terlepas itu, urusan ekstraksi daya tetap tak main-main. Kebanyakan turbo dapat mengelevasi 30 sampai 40 persen dari tipe naturally aspirated.
Semisal dicangkok ke R1 atau MT-10, berarti mesin 998 cc DOHC empat silinder naik outputnya dari 155 Hp ke 200 Hp. Angka yang fantastis bukan?
Jika benar terjadi, akhirnya ada rivalitas sengit. Kawasaki terlalu lama main sendirian. Sudah waktunya berbagi porsi kue dan membiarkan pecinta kecepatan memilih.
Malah informasinya tak hanya memanjakan mesin besar. Desain untuk beberapa line up di bawah itu juga dalam tahap pengembangan.
Sejauh ini belum ada komentar lebih lanjut dari pabrikan Garpu Tala. Namun regulasi emisi di Eropa sedang dalam proses transisi ke Euro 5. Karena itu, kemungkinan besar motor yang dibangun harus siap paling tidak akhir 2020.Â
Sumber: Oto.com
Advertisement