Sukses

Terdampak Pandemi, Kapan Pasar Mobil Bekas Mulai Bangkit?

Efek pandemi Corona Covid-19 menghantam hampir di semua sektor, termasuk otomotif. Tidak hanya penjualan kendaaraan baru, pasar mobil bekas pun terdampak.

 

Liputan6.com, Jakarta - Efek pandemi Corona Covid-19 menghantam hampir di semua sektor, termasuk otomotif. Tidak hanya penjualan  kendaaraan baru, pasar mobil bekas pun terdampak. 

Bahkan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menyebabkan 68 persen dealer harus berhenti beroperasi sementara waktu.

Menurut survei salah satu situs marketplace di Tanah Air, di masa pandemi COVID-19 banyak orang yang terpaksa menunda untuk membeli mobil seken sampai situasi perekonomian membaik.

Penelitian yang melibatkan 895 responden, yang terdiri dari dealer, pembeli, dan penjual personal berlangsung mulai 17 Mei hingga 1 Juni 2020.

Hasil survei mendapati, kendati pembelian mobil bekas tertunda hingga 50 persen responden telah berencana untuk melakukan pembelian mobil setahun ke depan.

Pergeseran preferensi masyarakat dari transportasi massal publik dan online ride-sharing ke kendaraan pribadi sebesar, masing-masing 21 persen dan 23 persen.

2 dari 3 halaman

Pergeseran Prioritas

Adanya potongan alokasi dana untuk pembelian mobil, mengakibatkan 54 persen responden mempertimbangkan untuk membeli mobil bekas.

Penundaan pembelian mobil disebabkan adanya pergeseran prioritas ke kebutuhan pokok dan peralatan kebersihan.

Namun seiring dimulainya fase new normal di berbagai kota di Indonesia dan juga di dunia, industri di sektor ini diproyeksikan akan berangsur membaik.

 

3 dari 3 halaman

Prediksi Pemulihan

Temuan lainnya, lebih dari 60 persen responden mengungkapkan pemulihan akan berlangsung selama lebih dari tiga bulan.

Meski demikian, industri mobil bekas diharapkan akan mulai pulih dalam waktu 2-3 bulan dengan pemulihan berbentuk V (V-Shape recovery), yang umumnya ditandai dengan kenaikan tajam ke puncak kurva (pemulihan cepat) setelah sebelumnya menurun tajam.

Sumber: Otosia.com