Sukses

Jangan Gegabah, Begini Cara Menyalip Rombongan Pesepeda

Sepeda menjadi alat transportasi pilihan di masa pandemi Corona Covid-19. Di Jakarta pun mulai terlihat semakin banyak pengguna sepeda.

Liputan6.com, Jakarta - Sepeda menjadi alat transportasi pilihan di masa pandemi Corona Covid-19. Di Jakarta pun mulai terlihat semakin banyak pengguna sepeda.

Namun keberadaan pesepeda di jalan juga dapat menimbulkan benturan dengan kendaraan lain, terutama sepeda motor yang kerap berada di sisi kiri jalan. Karena itu pemotor harus melakukan langkah antisipatif, terutama saat ingin menyalip rombongan pehobi gowes.

Menurut Asep Wawan, Senior Instruktur Safety Riding PT Daya Adicipta Motora, jika menemui rombongan besar pesepeda dalam satu perjalanan, pemotor dianjurkan jaga jarak aman dan mengambil jalurnya sendiri.

Jika ingin menyalip sepeda, lakukanlah dari sisi kanan. Tidak disarankan menyalip dari sisi kiri, agar tidak bertabrakan dengan pesepeda.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Ambil Sisi Kanan

Tekniknya, jika pemotor hendak menyalip, ambil dari sisi kanan sepeda. Jangan dulu langsung menyusul, tapi pelan-pelan ke kanan dari sisi sepeda. Kemudian menyalakan sein, dan break satu kali klakson. Membunyikan klakson cukup sekali sebagai pertanda bagi pesepeda bahwa ada kendaraan di belakang mau menyusul. Tapi ingat, jangan banyak memainkan klakson karena ditakutkan malah membuat panik pegowes.

"Dengan demikian teknik menyalipnya penuh kewaspadaan dan jaga jarak. Jangan terlalu mepet. Jadi sebelum nyalip jaga jarak, kemudian melebar agak ke kanan, kasih sein dan klakson, baru kemudian nyalip," terangnya.

Lantas berapa jauh menjaga jarak dengan rombongan pesepeda di depan? Asep mencontohkan, jika sepeda motor dalam kecepatan 20 km/jam, maka jaga jarak idealnya 5-8 meter.

"Intinya kita yang harus mengalah, salipnya dengan cara yang aman, kemudian tinggalkan," katanya. Sepeda harus tetap berada pada sisi paling kiri, ikuti jalur pesepeda. Berjalan di sisi yang sudah ditetapkan, berada di jalur sepeda. Motor pun tetap di jalur untuk bermotor, jangan menggunakan jalur pesepeda. Yang bermotor harus menyalip dari kanan di jalur bermotor," imbuhnya.

 

3 dari 3 halaman

Masalah

Yang jadi masalah, lanjut Asep, tidak sedikit pesepeda asyik mengobrol dengan teman di sampingnya. Di satu sisi, pemotor di belakang tidak sabar mau mendahului. Kondisi ini bisa memicu terjadinya benturan.

"Pesepeda misalnya mengobrol dengan temannya berdampingan, jadi tanpa sadar dia melebar. Di sisi lain ada pemotor di belakangnya yang tidak sabaran mau nyalip. Karena dari kanan nyalip tidak bisa, akhirnya menyalip dari sisi kiri. Ada peluang sedikit, dia (motor) nyalip ke kiri, padahal di depannya atau di belakangnya ada sepeda. Akhirnya nubruk juga," tukasnya.

Sumber: Otosia.com