Liputan6.com, Jakarta - Salah satu komponen yang perlu diperhatikan dengan baik ialah kampas kopling. Menjadi bagian yang perlu diperhatikan, indikasi habisnya kampas kopling harus diperhatikan sejak dini.
Agar kampas kopling berumur panjang, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pemilik kendaraan. Salah-salah, komponen ini bisa menjadi penyebab kecelakaan, seperti sulit memperhitungkan kecepatan jarak tempuh mobil saat hendak menyalip.
Advertisement
Baca Juga
Berikut cara mudah merawat kampas rem seperti dilansir Suzuki Indonesia, Rabu (29/7/2020).
Mengetahui Masalah Umum Kopling
Pengendara perlu mengetahui masalah umum pada kampas kopling. Pemahaman ini berguna untuk memaksimalkan perawatan komponen ini. Masalah umum biasanya terjadi pada slip yang berpengaruh pada tenaga mobil.
Kondisi berikutnya ialah tuas gigi yang sulit berpindah akibat masalah mesin. Hal ini hanya bisa diatasi oleh pihak bengkel. Kondisi tersebut biasanya menyebabkan bahan bakar kendaraan cepat habis.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jangan Menahan Kopling di Tanjakan
Cara merawat kampas kopling selanjutnya ialah menghindari hal-hal merugikannya. Perawatan ini berkaitan dengan cara pemakaian agar clutch disc dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu lebih lama dan efisien.
Salah satu hal yang perlu dihindari, ialah menahan clutch disc dalam posisi setengah ketika melewati tanjakan.Pengemudi bisa menyiasati hal ini dengan menggunakan rem pada kemudi.
Kondisi yang perlu dihindari selanjutnya ialah tidak menekan clutch disc apabila tak dibutuhkan. Kondisi ini seringkali diabaikan pengendara karena lupa dan terbiasa meletakkan kaki di atas clutch disc. Bila terus-terusan diabaikan, hal ini dapat mempercepat ausnya mesin.
Â
Advertisement
Memakai Kopling dengan Benar
Pengendara perlu menggunakan kopling dengan benar agar memliki usia pakai lebih panjang. Penggunaan clutch disc yang benar yakni pedalnya diinjak sempurna, kemudian tuas giginya ditarik.
Pemindahan tuas gigi juga perlu dilakukan bertahap dari yang paling rendah ke tingkat paling tinggi agar transmisi bisa tetap berada di normal.