Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Corona Covid-19 memukul telak industri otomotif secara global. Hal tersebut, dirasakan juga oleh salah satu produsen asal perancis, Renault.
Melansir Reuters, Senin (3/8/2020), Renault telah melaporkan kerugiannya sepanjang semester pertama 2020.
Advertisement
Baca Juga
Jenama yang tergabung juga dalam aliansi besar ini sebesar 7,29 miliar Euro atau setara Rp 124 triliun periode Januari sampai Juni tahun ini.
Selain itu, saham Renault juga turun 3,3 persen saat perdagangan dibuka di Paris, Perancis.
"Laporan ini merupakan panggilan yang mengganggu," ujar CEO Renault, Luca de Meo.
Lanjut mantan Eksekutif Volkswagen ini menilai perusahaan telah menyentuh dasar kurva negatif yang dimulai beberapa tahun lalu, bahkan lebih awal.
"Kami berada dalam situasi yang kompleks dan sulit saat ini," tegasnya.
Rencana Renault
Saat ini, sang bos baru mengatakan akan menjalankan rencana penghematan yang sebelumnya sudah diumumkan.
Langkah yang diambil, antara lain memberhentikan ribuan pekerjanya, mengurangi produksi berbagai model, dan meningkatkan kerjasama antara mitra aliansi di produksi kendaraan.
Saat ini, sebuah tim yang terdiri dari 40 eksekutif seniordari Renault telah dikurung di lantai atas kantor pusat di Boulogne-Billancourt, dekat Paris untuk bekerja untuk menyusun rincian rencana strategis yang akan diumumkan paling lambat Januari.
Â
Advertisement
Fokus Pada Model yang Menguntungkan
Renault akan fokus untuk mendorong model yang bisa memberikan keuntungan, terutama mobil kompak, crossover, SUV dan kendaraan listrik dan hybrid dan mengubah penekanan dari volume penjualan ke nilai.
"Kami tahu apa yang perlu kami lakukan. Waktu yang lebih baik sedang menunggu di ujung jalan yang berliku ini,' pungkasnya.