Sukses

Mengenal Teknologi Transmisi Dual Clutch Honda

Teknologi kopling ganda atau Dual Clutch Transmission (DCT) milik Honda telah berumur 10 tahun. Teknologi ini pertama kali terpasang di VRF1200F saja. Kini teknologi transmisi tersebut sudah mengalami pembaruan berkali-kali.

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi kopling ganda atau Dual Clutch Transmission (DCT) milik Honda telah berumur 10 tahun. Teknologi ini pertama kali terpasang di  VRF1200F saja. Kini teknologi transmisi tersebut sudah mengalami pembaruan berkali-kali.

Boleh dibilang mereka menjadi pionir soal pengembangan transmisi roda dua semacam ini. Buktinya tak banyak pabrikan lain meniru. Sedang Honda dengan massif terus mengaplikasikan ke berbagai jenis. Mulai dari cruiser, adventurer, skuter, hingga ATV sekalipun. Kerjanya kian canggih sekaligus pintar.

"Proses pengerjaan DCT pertama kali – yang menempel di VFR1200 dulu – begitu menguras tenaga. Belum pernah ada rancangan seperti ini. Sangat sulit baik dari segi hardware dan software. Salah satu langkah besarnya adalah hadirnya mode otomatis dan manual (tombol) untuk pindah gigi. Berikutnya, kami turut menyempurnakan proses perpindahan gear menjadi lebih halus. Begitu juga sistem adaptive clutch," ungkap Dai Arai, Kepala Teknisi Pengembangan DCT Honda.

VRF pertama muncul di Eropa, sebelum akhirnya dipasarkan ke Amerika Utara. Respons konsumen saat itu cenderung buruk. Timbul keraguan atas durabilitas dan sistem kerja tak lazim, hingga membentuk stereotip. Namun seiring berjalan waktu semua berjalan mulus, DCT diterima dan mulai jadi favorit.

Ya, di saat orang terbiasa melihat hitam dan putih (Baca: Manual dan otomatis), sesuatu yang abu-abu mungkin dinilai tak punya sikap. Padahal sudah jamak ada di roda empat, hanya saja diterjemahkan dalam skala ringkas. Berkendara bisa begitu santai tanpa repot menarik tuas kopling. Secara bersamaan pula agresivitas tak hilang, lantaran tersedia mode manual. Tak heran pada akhirnya DCT makin digemari.

Sepuluh nama motor Honda mengusung transmisi dua kopling. Masing-masing terbukti menyumbang angka penjualan cukup banyak. Africa Twin semisal, 45 persennya varian DCT. Sementara NC750X 52 persen, serta Gold Wing 67 persen, dari total 140.000 unit selama 2019 di Eropa. Diikuti juga oleh X-ADV, satu-satunya skuter berteknologi DCT.

Meski terbilang sudah memuaskan, ternyata Honda belum belum merasa cukup. Dalam wawancara dengan Dai Arai mengatakan masih ada evolusi berikutnya, tentu dengan komputasi lebih canggih. Sayang secara teknis ia diam seribu bahasa, hanya menyinggung teknologi diadopsi dari motor Reli Dakar.

"Evolusi transmisi DCT berikutnya bakal lebih canggih. Teknologinya mungkin bakal dikembangkan dari motor Reli Dakar," tutupnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Line Up Honda Berteknologi DCT di Tanah Air

Beda negara, beda pula produknya. Tak semua jenis bervarian DCT diboyong ke Tanah Air. Namun jika Anda berniat mencicipi, pilih saja salah satu dari: X-ADV, Africa Twin, serta Gold Wing. Mereka bertiga boleh dibilang representasi dari kecanggihan teknologi Honda.

Semisal Honda X-ADV. Ia merupakan satu-satunya skuter bertema adventure, serta memiliki kemampuan bak motor tualang nyata. Di antara rekan “dua kopling”, ADV-lah yang memiliki banderol termurah, Rp 450 juta OTR Jakarta.

Walaupun paling bontot, perlengkapannya tak main-main. Di balik bodi kekar terkandung mesin dua silinder 745 cc DOHC PGM-FI berpendingin cairan. Tenaga 54 Tk dengan mudah keluar di 6.250 rpm dan torsi 68 Nm muncul mulai 4.750 rpm. Bukan angka kecil.

Di samping girboks otomatis enam percepatan kopling ganda, terpasang pula alat komputasi canggih. Mulai dari Honda Selectable Traction Control (HSTC) sang penjinak putaran roda, mode berkendara, sampai G-Switch untuk menuntaskan jalur kerikil atau medan berat sejenisnya. Kemampuannya itu lebih dari sekadar skuter biasa. Bahkan kaki-kaki Showa memiliki jarak main panjang dan mumpuni untuk sedikit disiksa.

Berikutnya ada CRF1100L Africa Twin, adventure flagship pabrikan sayap burung. Meski dijual lebih mahal dari ADV, di kelasnya ia termasuk ekonomis. Paling tidak jika dibandingkan BMW R 1200 GS dan kawan-kawan Eropa lain. Nilai jual varian DCT hanya Rp 599 juta OTR Jakarta.

Teknologi yang disebut pada ADV terkandung di sini. Bedanya beberapa komponen elektronik lebih advance. Begitu juga soal geometri struktur dan kaki-kaki, serta dimensi ramping agar relevan diajak bertualang ekstrem.

Dapur pacu terbaru Africa Twin makin bertenaga dari versi sebelum. Kubikasi dinaikkan, volume bersihnya jadi 1.084 cc dengan konfigurasi dua silinder paralel SOHC. Alhasil ekstraksi daya genap melontar 100 Tk/7.500 rpm serta torsi maksimal 105 Nm keluar di 6.000 rpm. Bobotnya juga berkurang 5 kg, sehingga impresi tenaga seharusnya makin optimal di lapangan.

 

3 dari 3 halaman

Gold Wing

Lantas terakhir adalah Gold Wing, raja dari segala Honda. Cruiser bongsor ini menjadi paket lengkap seluruh teknologi mereka. Senantiasa memberi kenyamanan ekstra bagi yang rela mengocek kantong dalam-dalam, lantaran harganya mencapai Rp 1,071 miliar.

Bukan lagi dua atau empat piston, ia menggendong mesin enam silinder boxer berkubikasi 1.833cc. Mudah melontar tenaga 124 Tk/5.500rpm dan torsi 170Nm/4.500rpm ke roda belakang. Tentu penyaluran daya dilakukan transmisi otomatis 7-speed dengan Dual Clutch Transmission (DCT). Alhasil, perpindahan gigi jauh lebih halus sekaligus cepat. Dan satu lagi yang unik, gigi mundur tersedia mengingat bobotnya sangat berat.

Perangkat entertainment lengkap. Konektivitas gawai dipermudah sistem Apple CarPlay dari monitor TFT besarnya. Jangan tanya soal sajian data di dalam, sampai tekanan angin ban saja diinformasikan. Bahkan hill start assist, cruise control, heated grip, sampai kontrol windshield elektronik ada.

Sumber: Oto.com