Sukses

3 Motor Bebek Terkencang di Indonesia, Pilih yang Mana?

Motor bebek atau moped masih sering dipandang sebelah mata oleh konsumennya. Biasanya fitur andalan motor bebek adalah efisiensi bahan bakar saja.

Liputan6.com, Jakarta - Motor bebek atau moped masih sering dipandang sebelah mata oleh konsumennya. Biasanya fitur andalan motor bebek adalah efisiensi bahan bakar saja. Hal tersebut tidaklah sepenuhnya benar, karena motor bebek juga bisa berlari kencang. Dilansir oto.com, berikut 3 sepeda motor bebek yang kencang.

Honda Supra GTR 150

Jangan terkecoh jenama Supra dulu. Meski identik sebagai kendaraan ”tak bernyawa”, embel-embel GTR membuat diferensiasi kentara dengan saudara senama. Basis mesinnya dari Sonic. Makanya ia dijual agak mahal, Rp 24 juta – Rp 24,3 juta.

Platform 150 cc ini jauh berbeda dengan kepunyaan Vario atau PCX sekalipun. Lebih optimal. Tipenya satu silinder 149 cc DOHC empat katup PGM-FI. Sementara diameter bore dan stroke dibuat setara (57,3 mm x 57,8 mm), alias square engine. Mendistribusikan tenaga di putaran merata.

Hasilnya daya 16 Tk bisa keluar di 9.000 rpm. Berikut torsi 14,2 Nm memuncak pada 6.500 rpm. Pusaran ini tak lepas juga dari rasio kompresi padat, 11,3:1. Lucunya, penyalur daya tak seperti bebek kebanyakan. Ia dibekali girboks enam percepatan manual, dengan pola perpindahan bak motor sport (1-N-2-3-4-5-6).

Tak perlu khawatir soal manajemen suhu. Panas mesin terjaga pendingin cairan, lengkap beserta auto fan. Komponen jarang menempel di moped. Menariknya lagi, secara bersamaan konsumsi bahan bakar terbilang irit. Satu liter bensin diklaim dapat menempuh 42,4 km, dalam metode pengetesan ECE R40 (Euro 3).

Peranti pendukung struktur utama single cradle beda dengan Supra standar. Fork teleskopik memiliki diameter tabung lebih besar, demi mengejar pengendalian optimal saat bermanuver. Lantas belakangnya ditopang shock tunggal yang berdiri di tengah. Mirip Sonic.

Di bawahnya lagi, tampak GTR mengenakan roda lebih berisi. Pelek palang sporty dibungkus ban 90/80 17 inci di depan dan 120/70 17 inci belakang. Dengan tapak agak lebar, seharusnya grip ke aspal juga makin baik. Terutama saat menikung. Untuk menghela laju, dua cakram hidrolik senantiasa menjaga meski tanpa ABS.

Kelengkapan fitur juga terbilang menunjang. Sudah dipasang perangkat-perangkat modern motor masa kini. Seperti panel meter full digital di dashboard. Memang, informasinya tak selengkap milik Vario. Tapi paling tidak mencukupi kebutuhan. Visibilitas ke depan pun optimal. Honda memasang lampu utama LED nan terang dan hemat daya. Sayang area sein dan tail light masih bohlam.

Soal dimensi dan bobot, motor ini tergolong ringkas dan ramah digunakan sehari-hari. Panjangnya 2025 mm, lebar 705 mm, serta tinggi 1105 mm. Jarak sumbu roda 1284 mm pun tak kepanjangan, mestinya tetap tangkas diajak manuver. Sementara tinggi jok ke tanah 780 mm pastinya pas buat postur standar, berikut beratnya hanya 119 kg.

 

Saksikan Video Pilihan di Bwah Ini:

2 dari 3 halaman

Yamaha MX King

Kedua terkencang adalah Yamaha MX King. Statusnya menjadi flagship bebek pabrikan garpu tala. Tak seperti Supra GTR, dirinya bersolek maksimal. Kesan sporty dan kencang cukup jelas tergambar, meski ternyata performa di bawah Honda. Namun di lain sisi, kelengkapan fitur lebih melimpah.

Mesinnya satu silinder 150 cc SOHC. Soal padanan diameter dan langkah piston kurang lebih serupa, 57 mm x 58,7 mm, atau boleh dibilang semi square engine karena tertera sedikit gap. Akan jauh berbeda saat menengok kompresi. Di saat Honda berusaha memadatkan, rasio MX King terbilang standar, 10,4:1.

Hasilnya performa tak seoptimal GTR. Tenaga maksimal terhenti di angka 15,1 Tk yang keluar di 8.500 rpm. Torsinya juga tak sebaik Honda, 13,8 Nm/7.000 rpm. Mungkin terlihat sepele. Tapi di motor seukuran ini, selisih satu angka pun cukup berpengaruh.

Perihal distribusi tenaga belum seimpresif GTR. Memang mekanisme dan pola pemindahan gear selayaknya motor kopling. Tapi girboks manual ini hanya lima percepatan, standar. Kalau soal pendinginan mesin, MX King sama optimalnya dengan rival. Sudah radiator. Dan menariknya, konsumsi bahan bakar klaim mencapai 49,8 kpl.

King dibangun dari rangka tulang belakang. Komponen pendukungnya tak jauh-jauh, memakai teleskopik berukuran agak besar, berikut suspensi tunggal di belakang. Lantas roda juga terbilang lebar. Pelek dibungkus ban 90/80 17 inci depan dan 120/70 17 inci belakang. Masing-masing dilengkapi oleh cakram gelombang.

Sepintas MX tampak lebih kekar dan besar dari GTR. Padahal kalau ditotal, dimensinya justru tak melewati angka Honda. Panjang motor hanya 1970 mm, lebar 670 mm, serta tinggi 1080 mm. Beratnya saja selisih 3 kg di bawah. Sedikit lebih ringkas. Namun jarak sumbu roda kurang lebih sepantaran, 1290 mm. Tentunya motor begini ramah diduduki postur standar, sebab jarak jok ke tanah 780 mm.

Masuk ke area dashboard, MX King bisa sombong ke pengendara Honda. Panel full digitalnya lebih modern, sekaligus besar. Display biru terang juga nampak modern. Dan pentingnya lagi, sajian informasi begitu lengkap. Di samping penunjuk kecepatan,putaran mesin, posisi gigi, fuel meter, tertera penghitung konsumsi bahan bakar real time dan rata-rata, berikut dua trip meter. Bahkan ada indikator eco untuk mengetahui gaya berkendara.

Dari segi pencahayaan juga begitu. MX King punya model headlight unik full LED. Tiga trapesium berjejer di dalam, masing-masing adalah high beam dan dua low beam. Area tebeng pun dihias semacam DRL, yang fungsinya sebagai lampu senja. Namun memang, belakang dan sein belum menganut teknologi dioda.

Secara keseluruhan, desain MX King terlihat kuat karakter sporty-nya. Moncong tajam dan lampu sipit jadi aksen khas motor performa – meski statusnya bebek. Yamaha tampak serius memahat bodi-bodi motor, juga soal pemilihan warna dan grafis.

Yang biru misalnya, dipadu pula dengan pelek sewarna khas identitas pabrikan. Ekspresif. Sementara Aggressive Red, menggabungkan kesan berani merah dan abu-abu nan elegan. Pas buat yang tak suka mencolok. Begitu juga tema Adorable Orange. Untuk harganya, Rp 24,075 juta OTR Jakarta.

Mereka turut menawarkan tema khusus. Adalah seri MotoGP, tim Monster Energy Yamaha. Corak dan grafisnya hasil terjemahan dari tunggangan Vinales dan Rossi di ajang balap. Nilai jualnya sedikit lebih mahal, Rp 24,375 juta OTR Jakarta. Sementara satunya lagi Doxou Version, menganut padanan warna unik berfinishing matte. Banderolnya Rp 24,170 juta OTR Jakarta.

3 dari 3 halaman

Yamaha Jupiter MX

Terakhir Jupiter MX. Ia merupakan leluhur MX King yang melegenda. Hingga saat ini Yamaha masih menjualnya. Tentu dengan paket harga ekonomis, Rp 18,9 juta OTR Jakarta. Menyoal mesin, teknis suspensi, pengereman, hingga struktur utama tak berbeda dengan King. Apa yang dikeluarkan dari mesin 150 cc sama persis. Termasuk soal impresi berkendara pasti sama. Lantas apa bedanya?

Yang paling kentara adalah wujud. Memang agak sedikit beririsan. Terutama bagian mocong gendut khas mereka.Tapi detail-detail pahatan bodi, serta batok dan model mika lampu lebih monoton. Jupiter terlihat lebih “bebek” dari pada King. Begitu juga padanan corak dan opsi warnannya.

Kedua, dashboard-nya tak secanggih King. Jangan harap ada panel meter full digital. Ia masih mengadopsi campuran digital analog. Pun layar negatifnya monoton, ditambah sajian data tak lengkap. Jauh berbeda.

Sumber: Oto.com