Sukses

Sistem Penyewaan Baterai Bikin Harga Mobil Listrik Lebih Murah

Pabrikan mobil listrik asal Cina, NIO telah meluncurkan program berlangganan Battery as a Service (BaaS). Program ini membuat konsumen bisa membeli mobil listrik tanpa perlu membeli baterai, sehingga harganya lebih kompetitif.

Liputan6.com, Beijing - Pabrikan mobil listrik asal Cina, NIO telah meluncurkan program berlangganan Battery as a Service (BaaS). Program ini membuat konsumen bisa membeli mobil listrik tanpa perlu membeli baterai, sehingga harganya lebih kompetitif.

Dilansir Carscoops (21/8), program ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen. Misalkan saja konsumen bisa memilih kapasitas baterai sesuai dengan kebutuhan. Keuntungan lainnya adalah konsumen tak perlu memikirkan performa baterai menurun, ongkos upgrade baterai, dan harga jual yang jatuh. 

Seberapa murah membeli mobil listrik tanpa baterai? Menurut NIO, harga mobil akan turun $10.000 (setara Rp147 juta). Dan untuk berlangganan baterai 70 kWh, konsumen mengeluarkan dana $141 (setara Rp2 juta) per bulan.

NIO telah memiliki izin untuk menjual mobil listrik tanpa baterai, dan sudah ada konsumen BaaS yang membeli mobil listrik tanpa baterai.

Sistem sewa baterai ini bisa berjalan berkat teknologi tukar baterai milik NIO. NIO telah mendapatkan lebih dari 1.200 hak cipta terkait dengan teknologi tukar baterai. Dan telah berhasil menguji lebih dari 800.000 tukar baterai mobil listrik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Wuling Indonesia Siap Sambut Era Mobil Listrik

Wuling menyatakan kesiapannya dalam menyambut era kendaraan listrik di Indonesia. Terlebih lagi mereka pernah memamerkan produknya.  

"Kalau kami siap-siap saja. Kami sempat memamerkan Wuling E100 dan E200 di Indonesia. Mungkin itu produk pertama yang kami bawa ke sini (Indonesia)," terang Danang Wiratmoko, Product Planning Wuling Indonesia saat berbincang dengan redaksi Otosia beberapa waktu lalu.

Danang pun mengaku bahwa pihaknya tinggal menunggu keputusan dari pemerintah. Hanya saja, meski semua regulasi sudah jelas, pabrikan asal China itu juga tetap harus memperhatikan segala kelengkapan mobil listrik.

"Kalau regulasi sudah jelas, kami lihat dulu infrastrukturnya. Jadi pengguna mobil listrik bisa lebih mudah untuk mengisi ulang daya baterai kendaraannya di berbagai tempat," tambah Danang.

Jika regulasi dan fasilitas terpenuhi, Wuling Indonesia sudah memiliki rencana untuk mengimpor Wuling E100 atau pun Wuling E200 dari negara asalnya, Tiongkok.

Keduanya merupakan mobil listrik kecil yang hanya mampu memuat 2 orang.

3 dari 3 halaman

Berharap Keringanan

Tapi sekarang di China sudah ada Wuling E300. Dimensinya masih cenderung kecil, tapi bisa diisi 4 orang. Semoga semuanya segera beres dan kami bisa menghadirkan mobil listrik di Indonesia, tentu dengan harga kompetitif," ujar pria asal Magelang, Jawa Tengah itu.

Pabrikan asal China itu pun berharap pemerintah meniadakan pajak kendaraan impor untuk mobil listrik. Bahkan, Wuling Indonesia telah mengajukan keringanan ini kepada pihak terkait.

Sebelumnya, rekan senegara Wuling, yaitu DFSK juga berharap hal yang sama. Peniadaan pajak kendaraan impor ini semata-mata bertujuaan agar mobil listrik bisa dijual dengan harga terjangkau dan diminati masyarakat.

Sumber: Otosia.com